11.07.2008

Kenyataan Pahit yang menyenangkan

Waw..... Nampaknya judul yang menarik. Kenyataan pahit yang menyenangkan. Apa benar kenyataan pahit itu menyenangkan??? Bukankah selalunya kenyataan pahit itu selalu menyesakkan dan menyimpan kesedihan??? Mungkin juga ada benarnya, dan kemungkinan akan ada salahnya juga ada. Tergantung cara pandang dan cara masing-masing individu menyikapinya. Untuk lebih jelasnya, mungkin ada baiknya jika artikel yang sangat sederhana ini di baca sampai habis. Mungkin ada sedikit pelajaran yang bisa di ambil.

Pahit, biasanya kata ini keluar manakala kira merasakan sesuatu yang pahit. Wujud dari rasa pahit itu sendiri saya juga tidak tahu bagaimana. Yang jelas, pahit itu menadakan sebuah rasa yang kurang enak. Dan orang yang merasakan pahit tentu dia akan mencari penyeimbang rasa, dengan mencari rasa manis agar kepahitan yang dirasakan menjadi hilang. Betulkah demikian??? Lalu bagaimanakah dengan pengalaman pahit yang biasa didapatkan oleh seseorang??? Apakah dia seperti rasa yang harus dinetralkan dengan sesuatu yang manis??? Lalu apakah penyeimbang pengalaman dan rasa pahit dari pengalaman seseorang???

Setiap orang mengalami dan merasakan liku-liku kehidupan ini masing-masing. Tidak ada campur tangan dari orang lain. Ketika seseorang tertimpa musibah, maka akan sangat jauh berbeda perasaan orang yang mendapatkan masalah itu dengan orang yang tidak merasakannya. Bisa saja seseorang mengatakan bahwa masalah itu adalah sesuatu yang wajar. Tapi belum tentu dihadapan orang lain sama juga cara pandang tentang masalah itu. JAdi tergantung orang yang melakoninya. Sama juga halnya ketika seseorang mendapatkan kebahagiaan. Mungkin orang itu merasa sangat senang dengan kebahagiaan yang dia dapatkan tetapi belum tentu, kesenangan dan kebahagiaan yang didapatkan itu dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan buat orang lain. Karena mungkin itu adalah hal yang biasa. Tetapi begitulah memang kehidupan ini. Dia memiliki dinamika. Memiliki liku-liku yang sulit ditebak kecuali oleh orang-orang yang cerdas. Cerdas dalam menanggapi cobaan dan liku-liku kehidupan ini serta bagaimana tanggapan mereka pula terhadap kebahagiaan yang menimpa mereka.

Oke..... Kembali ketopik. Pahit yang menyenangkan. Sebenarnya maknanya sederhana sekali. Tidak perlu pemahaman yang tinggi menurut saya. Kenapa demikian saya katakan??? Sebagai perbandingan untuk dijadikan contoh, lihatlah obat. Obat adalah sesuatu yang pahit. Terkadang orang tidak mau meminum obat karena rasanya yang pahit itu. Tetapi, ketahuilah bahwa obat itu walaupun rasanya pahit tetapi ia bisa menyembuhkan. Bandingkan pula dengan gula misalnya. Atau sesuatu yang manis lainnya. Ternyata, ketika yang manis itu dikonsumsi oleh orang yang terkena penyakit gula, maka akan menimbulkan efek yang tidak baik buat sipenderita itu. Okelah kalau kita anggap bahwa itu mungkin contoh yang kurang konkrit. Tetapi, haruslah diketahui bahwa orang yang banyak mengkonsumsi gula, maka dia akan kelebihan kadar gula. Tentu saja ini berbahaya. Biasanya, mereka yang terkena penyakit gula akan banyak mengkonsumsi makanan yang pahit rasanya. Sebagai penetral.
Maka sebagai kesimpulan adalah bahwa apapun kenyataan pahit yang menimpa anda dan kita semua itu merupakan sesuatu yang bisa berakhir pada hal yang menyenangkan. Tetapi, lagi-lagi kembali keorang yang menanggapi. Bagaimana??? Mudah-mudahan bisa memberi respon positif. Terima kasih atas lowongan waktunya untuk membaca tulisan yang sangat sederhana ini.




11.06.2008

Akhirnya, Selesai juga penuntun

Akhirnya, Alhamdulillah penuntun praktikum selesai dibuat dan mendapat persetujuan dari pembina mata kuliah. Padahal, saya sebelumnya ragu apakah bisa menyelesaikan amanah ini. Walaupun pembuatan penuntun ini merupakan sebagian kecil dari amanah sebagai kordinator asisten. Dengan selesainya pembuatan penuntun ini, bukan berarti tugas itu jadi berkurang. Justru semakin ada tambahan, karena praktikum akan segera dimulai. Senang juga sih, karena salah satu pintu untuk masuk ke praktikum sudah bisa dimasuki.
Hari ini, sekitar pukul 09.oo atau kurang sedikit saya pergi kekampus bertemu dengan dosen pembina mata kuliah elektronika untuk melakukan konsultasi apakah penuntun yang saya buat itu layak dipraktekkan atau tidak. Juga hari ini adalah jadwal asistensi praktikum. Sampai di UPT Pustik, kebetulan dosen elektronika adalah kepala Pustik saya segera memberikan penuntun yang saya buat kepada beliau untuk dikoreksi. Siapa tahu ada kekurangan. Setelah beberapa menit diperiksa, Bapak bertanya apakah ada uang yang diberikan kepada asisten sebagai Honor. Maka saya katakan ada. Kemudian bapak bertanya lagi apakah termasuk pembuatan penuntun ini??? Maka saya katakan kalau hal itu saya tidak tahu. Respon saya dengan pertanyaan itu sebenarnya adalah diberikan uang tambahan pembuatan penuntun atau tidak, tidak menjadi masalh buat saya. Yang justru menjadi masalah buat saya adalah jika saya tidak bisa menjalankan praktikum dengan baik. Praktikan dan Asisten puas dengan pengaturan yang saya buat. Pengaturan yang akan disepakati bersama. Itu saja. Saya tidak menginginkan dalam hal pelayanan ini ada ocehan-ocehan yang kurang bagus dari praktikan atau asisten. Juga saya tidak menginginkan ada perkataan-perkataan yang menyudutkan.

Sekitar pukul 09.20, saya menuju ke Lab. Lanjutan Fisika. Setelah itu, menuju keruangan foto kopi untuk memperbanyak penuntun. Kemudian pergi ke Lab Eksperimen tempat berlangsungnya Asistensi. Tidak lama kemudian, praktikan disuruh masuk ruangan karena asistensi akan segera dimulai.
Alhamdulillah, Asistensi juga berjalan dengan baik. Aturan-aturan disepakati. Format-format laporan juga disepakati. Dan langkah awal ini insya Allah tidak menimbulkan masalah.



Preman-Preman itu beraksi lagi

Tulisan ini merupakan kenyataan yang terjadi tadi malam. Dimana aktivitas preman yang saya saksikan berlangsung sampai di pagi hari. Kemudian terus berlanjut dengan aktivitas minum-minuman keras sampai di siang hari.

Ceritanya seperti ini:

Tadi malam, seperti biasa saya menjaga warnet. Aktivitas ini terus berlanjut sampai waktu menunjukan pukul 12.00 WITA atau lewat sedikit. Semestinya, jam seperti ini saya sudah tidur kalau berada di kamar. Tetapi karena saya ada di Warnet, maka saya belum tidur. Dan bagadangnya saya ini sebenarnya cukup beralasan. Dimana, saya harus menyelesaikan penuntun Praktikum Elektronika Dasar I yang telah lama tertunda. Maka sayapun mencoba menahan rasa ngantuk. Sambil berusaha mencari referensi untuk Landasan Teori Penuntun serta Prosedur Percobaan. Karena ada rasa kangen sama teman, maka saya menghubunginya untuk kembali berbagi cerita sampai waktu hampir mendekati pukul 01 Wita. Karena saya ahrus mengejar agar penuntun itu harus selesai dan sudah bisa di perbanyak esok paginya, maka saya menghentikan cerita-cerita sama teman dan melanjutkan tugas membuat penuntun.

Sekitar pukul 3, penuntun itu selesai di buat dan telah selesai di print. Niatan saya adalah tidur di Pondok Masjid (tempat tinggal Ikhwah pengurus Mesjid) sebagaimana yang biasa saya lakukan. Sayapun membuka pintu setelah lampu saya matikan. Sebelum pintu terbuka lebar, saya mendengar ada suara banyak orang di luar. Sayapun ngintip dikaca jendela. Ternyata preman-preman itu lagi mulai lagi beraksi. Mereka sedang menahan sebuah taksi yang lewat. Saya juga tidak tahu apa yang mereka perbuat kepada sopir taksi. Sebagian dari mereka sedang menutup pintu pagar kampus. Juga ada salah seorang dari mereka yang memegang parang yang cukup panjang. Entahlah. Saya juga tidak tahu apa yang mereka inginkan. Karena saya tidak ingin di sibukkan dengan melihat aktifitas mereka, dan juga mata yang mengantuk, maka sayapun tidur di warnet. Mengurungkan niat untuk tidur di Pondok. Khawatir aja, jangan sampai ditahan diluar dan di panggil untuk minum bersama mereka. Beberapa menit kemudian, saya kembali melihat mereka membawa dan memegang botol minuman keras. Beberapa orang juga datang sehingga jumlah mereka semakin banyak. Udah... Saya tidak mau terganggu oleh mereka. Mata sudah tidak mau lagi kompromi. Ngantuk. Maka saya pun tidur.
Sekitar pukul 04, saya kembali terbangun oleh teriakan para preman itu. Maka saya kembali menengok lewat jendela. Saya melihat apa yang mereka lakukan. mereka sedang duduk bersila sambil meminum-minuman keras. Heran juga ya...... Apa sih yang mereka inginkan. Apa ya yang mereka rasakan ketika mereka beraksi seperti itu. Apakah mereka ingin di puji??? Lantas siapa yang akan memuji mereka??? Apakah mereka ingin tenar??? Siapa pula yang akan membuat mereka tenar. Mata yang masih mengantuk kembali terdorong untuk tidur.
Bangun pagi, saya terlambat bangun. Ketika keluar warnet, saya melihat sebagian dari mereka sedang minum di bawah pohon, sambil duduk diatas fondasi pagar kampus. Sebagian lagi dari mereka rupanya menahan kendaraan yang lewat kemudian memajaknya. Dan saya hanya bisa menyaksikan dari jauh ketika sopir angkot yang baru saja keluar untuk mencari rejeki dipajak oleh mereka. Kejadian itu terus berlangsung sampai waktu menunjukan hampir pukul 7. Sebelumnya, salah seorang teman sempat menghubungi pihak kepolisian bahwa disekitar gerbang dua Kampus Baru sedang terjadi pemalakan terhadap kendaraan yang lewat. Ada apa dengan kejadian ini??? Mengapa persoalan premanisme ini tidak bisa dihapuskan oleh mereka yang punya kewenangan untuk menanganinya??? Apa memang tidak bisa di tanggulangi??? Begitu banyak penyakit-penyakit masyarakat yang harus diberantas, namun tidak ada realisasi dari pemberantasan itu.
Pemberantasan itu hanyalah sebatas konsep yang nampaknya sebagian orang menganggapnya sesuatu yang basi. Kita sudah cukup bosan dengan janji-janji yang telah dikemukakan oleh pihak-pihak yang punya kewenangan. Kita butuh realisasi. Pemberantasan terhadap penyakit-penyakit sosial harus segera ditanggulangi. Maka sebagai bentuk keprithatinan terhadap kondisi ini, saya akan sedikit memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak yang punya kewenangan sebagai pengambil kebijakan.
Adapun saran-saran saya adalah sebagai berikut:
1. Mestinya, pengambil kebijakan dengan cepat mengambil respon terhadap keluhan-keluhan masyarakat. Diantara keresahan masyarakat adalah tindakan premanisme. Oleh karena itu, premanisme ini harus secepatnya diberantas agar tidak menjadi penyakit yang semakin parah dimasyarakat.
2. Ketegasan dari pihak kepolisian untuk menanggulangi penyakit masyarakat yang satu ini. Sebagian dari masyarakat termasuk juga saya justru menduga bahwa kemungkinan ada kerjasama antara pihak kepolisian dengan para preman ini. Polisi memiliki kekuatan hukum untuk menghentikan premanisme. Tapi sampai sekarang premanisme masih terus berlanjt. Dan itu dimana-mana.
3. Harus ada keterlibatan dari pihak tokoh masyarakat, pemuda dan karang taruna serta pemerintah dalam perbaikan moral anak bangsa. Peran orang tua sangat besar dalam pembinaan karakter sang anak.
4. Hendaknya ada penambahan beban studi pendidikan agama dan pendidikan moral kepada sekolah-sekolah serta perguruan tinggi.
5. Harus ada kesadaran penuh dari pihak pemuda, sebagai generasi muda penerus bangsa untuk bangkit, merubah paradigma berpikir, dari sifat-sifat yang merugikan orang lain menjadi sifat-sifat yang memberikan manfaat kepada orang lain.

Demikian mungkin masukan dari saya. Semoga kita semua jauh dari sifat-sifat yang merugikan orang lain.


11.05.2008

Dinamika 5 November '08

Hari ini adalah hari yang indah, hari yang penuh dinamika. Hari dimana kesabaran saya diuji. Hari dimana saya harus berhadapan dengan hal-hal yang disatu sisi cukup menyenangkan, tapi disisi lain cukup membuat hati sedikit emosi dan harus berusaha memendam gejolak hati untuk marah. Harus menahan gejolak hati untuk mengeluarkan kata-kata yang dapat membuat orang tersinggung. Ada beberapa hal yang terlewati hari ini, yang cukup menyenangkan.

Yang pertama adalah bahwa saya ada sedikit semangat untuk kembali melanjtkan hal urgen yang sempat tidak terpikirkan. Hal yang saya maksudkan adalah Tugas Akhir. Saya kembali bersemangat untuk melakukan konsultasi judul kepada calon pembimbing. Walaupun saya tidak berhasil bertemu karana beliau sedang ada agenda lain yang nampaknya tidak bisa diganggu.
Hal lain yang menyenangkan adalah bahwa saya dapat informasi kalau keinginan saya untuk mendapatkan apa yang saya inginkan disetujui. Tetapi masih butuh waktu yang cukup lama untuk mendapatkannya. Dan mesti harus bersabar.

Lalu apa yang menyenangkan???
Diantara hal yang tidak menyenangkan adalah bahwa saya harus banyak mengabaikan tugas-tugas dan hal-hal penting yang harus saya lakukan akibat harus menjaga warnet sampai berjam-jam. Terkadang dari pagi sampai sore, atau dari siang sampai malam. Sehingga waktu luang untuk mengerjakan hal-hal penting itu menjadi kurang. Yang paling tidak menyenagkan lagi, bahwa saya sudah tidak mengikuti beberapa ta'lim yang diadakan dimasjid2 dekat saya. Dalam satu pekan, mestinya ta'lim itu sebanyak 4 - 5 kali, saat ini saya tidak bisa mengikuti karena saya harus menjaga warnet sampai berjam-jam. Ada teman, tapi dia memang untuk menemani saja bebrapa saat sampai operator asli pulang. Tentu saja, saya tidak bisa menghalangi dia untuk mengikuti ta'lim. Bagaimana tanggapam pembaca???

Hal lain adalah bahwa saya harus ujian esok hari. Tugas belum dibuat. Rutinitas di warnet yang jadwalnya tidak teratur menyebabkan banyak hal yang terabaikan memang. Akibat mata yang sudah sedikit loyo, sehingga mata ini seolah-olah tidak bisa lagi untuk belajar. Tidak bisa lagi melanjutkan aktivitas belajar. Tapi diusakan untuk belajar. Ternyata, tiba dikamar saya tidak mendapatkan buku saya itu. Saya nggak tahu apakah ada yang memindahkan buku saya itu. Tapi nampaknya mungkin memang kelupaan dan kekhilafan saya sehingga nggak tahu dimana simpannya. Ternyata, buku itu tersimpan didalam lemari.
Dilain pihak, saya dihadapkan dengan tugas sebagai koordinator asisten. Saya harus buat dan mengurus agar praktikum berjalan dengan baik. Tanpa ada hambatan sedikitpun. Tetapi, karena jarangnya masuk kampus, sehingga sampai saat ini urusan itu belum beres. Saya harus membuat tambahan praktikum.
Tugas lain yang juga terabaikan adalah privat. Sudah beberapa malam saya tidak masuk.
Lalu bagaimana solusinya???
Saya butuh masukan dan sarandari pembaca sekalian. Terima kasih atas masukannya.



10.31.2008

Praktikum Elektronika Dasar

Mestinya, saat ini sedang sibuk-sibuknya pelaksanaan praktikum baik di lab dasar maupun di Lab lanjut. Mid semester sudah dimulai. Tapi praktikum belum ada yang dimulai. Fisika Dasar, belum praktikum. Eksperimen, Komputasi, juga elektronika belum mulai praktikumnya. Kebetulan, saya diamanahkan untuk menangani praktikum elektronika dasar I. Sudah 1 tahun ini, amanah itu saya dapatkan. Dan ternyata, masih banyak hal yang tidak beres yang saya lakukan.

Biasanya, jumlah percobaan elektronika Dasar I adalah 6 percobaan. Tetapi, di semester ini saya di perintahkan oleh Pak Dosen untuk menambahkan 1 percobaan lagi. Sehingga ada sebuah tanggung jawab lagi yang harus saya lakukan yaitu membuat penuntun praktikum. Ini dia masalahnya. Kalau dalam hal pembuatan seperti ini, biasanya saya ragu dengan hasil yang saya buat. Jangan sampaj tidak sesuai dan sejalan dengan teorema yang telah ada. Apalagi ini harus berdasarkan analisis. Makanya saya ragu-ragu. Sampai saat ini penuntun itu belum kelar. Tapi insya Allah senin sudah bisa dikonsultasikan. Padahal, kepala Lab lanjutan sudah memanggil untuk perbanyakan penuntun.
Selain masalah ini, ternyata asisten perlu ditambah lagi. Beberapa asisten telah sarjana. Terpaksa mahasiswa angkatan 2006 yang dipanggil sebagian. Padahal, biasanya juga yang menjadi asisten elektronika untuk saat ini adalah angkatan 2004 dan 2005.
Sementara dilain pihak, praktikan sudah sering menanyakan, kapan praktikum akan dimulai. Ya...., saya cuman bisa katakan insya Allah 1 atau 2 pekan kedepan praktikum akan segera dimulai.



10.30.2008

Dinamika Praktikum

Praktikum merupakan bagian dari mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Dia merupakan kuliah yang dilaksanakan di Laboratorium. Dan untuk penanganan seluruh praktikum ilmu dasar, semuanya ditampung di UPT laboratorium dasar. Salah satu mata kuliah yang dipraktikumkan adalah mata kuliah Fisika Dasar. Dan pelaksanaan praktikumnya di Laboratorium dasar Fisika.
Ada yang cukup aneh nampaknya di praktikum Fisika Dasar tahun ini. Kurang tahu juga di Biologi dan Kimia Dasar. Yang cuma saya ketahui adalah di Lab Fisika Dasar karena saya juga sering kegedung itu. Apa yang aneh??? Mungkin juga tidak aneh sih. Biasanya, setiap praktikum untuk seluruh Fakultas yang memprogramkan Fisika Dasar maupun Fisika Dasar 1 dan 2 selalu di Lab Dasar Fisika. Kecuali Fakultas Tekhnik. Tetapi untuk tahun ini rupanya itu tidak lagi terjadi. Fakultas pertanian yang biasa praktek di Lab Fisika Dasar dan selalu jumlah program studinya banyak, tidak lagi melakukan praktikum di Lab Dasar. Apa penyebab ini terjadi? Wallahu'alam, saya juga belum tahu penyebabnya. Tetapi ada kemungkinan karena pelayanan yang tidak maksimal dari pihak laboratorium. Keterlambatan dalam pelaksanaan praktikum menyebabkan banyak keluhan. Ada beberapa pihak yang dirugikan. dan tentu saja yang paling besar dirugikan disana adalah mahasiswa baru. Keterlambatan menyebabkan mereka tidak bisa mengikuti seluruh percobaan. Ini berimbas pada kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap apa yang telah dipelajari. Disamping mahasiswa, pihak asisten pun juga dirugikan. Mestinya, mereka membimbing lebih banyak yang berarti honornya juga banyak. Tetapi karena keterlambatan, mereka hanya membimbing beberapa kali saja. Akhirnya, honor yang didapatpun sedikit. Yang jelas, sesuatu yang tidak dikelola secara tidak teratur dapat berimbas kepada ketidakteraturan pula.


10.28.2008

Menarik Juga ya

Kayaknya judulnya tidak seru ya. Tapi nda apalah. Posting aja. Mau bagus atau tidak tidak masalah yang jelas postingan ini bisa kelar dan terbaca. Apa sebenarnya yang menarik yang ingin saya katakan???
1. Beberapa hari yang lalu, Pimpinan warnet mendapat undangan untuk mengikuti Seminar dan Workshop tentang Free Open Source Software. Menariknya adalah saya diutus untuk mengikuti seminar dan workshop ini. Barusan kali ini saya mengikuti acara workshop dan seminar besar seperti ini.
Apalagi terkait dengan Open source. Gratis lagi. Setelah itu diberikan tas dan baju. Selain baju dan tas ternyata juga diberikan dengan master Linux. Waw.... seru juga ya. Sudah gratis, dapat kaset, dan yang lebih serunya lagi buat saya, bisa instal Zancafe dan Blankon3. Menarik dan seru bukan????
2. Beberapa hari yang lalu juga (Tanggal 25-10-2008) saya berhasil kumpul sebagian teman-teman untuk membentuk Forum baru. Sekalian membicarakan kenapa lembaga itu kita dirikan. Kumpulan orang-orang cerdasnya mahasiswa Pasir Putih. Walaupun tidak semua. Kami memberntuk lembaga baru yang independen dan tidak terikat oleh lembaga yang telah ada. Ini salah satunya disebabkan karena mandegnya kinerja organisasi yang telah ada atas nama daerah saya. Apa yang menarik???? Nampaknya tidak ada pula yang menarik. Tidak apa-apa.
3. Apalagi ya. Kayaknya sudah tidak ada lagi deh.

10.17.2008

Tersesat Di Bandung

Kisah tersesat juga saya dapatkan di Bandung. Saat itu, sedang ada Munaslub Ihamafi di PJKA. Nda tahu juga PJKA itu apa kepanjangngannya. Yang jelas itu tempat penginapan. Malam itu, saya mendapat kontak dari seorang peserta Munaslub agar hadir di acara tersebut. Sekalian perpisahan katanya. Waktu sudah menunjukan pukul setengah 9 kurang lebih. Sebenarnya, saat itu saya tidak punya keinginan untuk pergi. Tetapi karena ada ajakan sekaligus undangan itu, maka saya pun memanggil teman untuk pergi walaupun mata sudah mengantuk.
Sebenarnya, jarak antara Kampus ITB dengan PJKA sebenarnya tidak terlalu jauh. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tetapi karena kami ingin cepat sampai, maka kami pun naik angkot. Ternyata, saat sampai pembelokan menuju kearah PJKA, saya tidak menyuruh sopir berhenti. Saya punya dugaan saat itu bahwa jalan yang menuju keatas di PJKA itu adalah jalur yang dilewati oleh angkot yang saya tumpangi. Ternyata bukan. Hingga terus keatas, tidak tahu didaerah mana. Daripada jauh lagi, mending turun aja. Mumpung belum jauh. Maka kami turun dipersimpangan. saya kira persimpangan itu merupakan jalur kebawahnya PJKA. Ternyata bukan. Semakin jauh kaki melangkah kejalan itu, maka nampaknya semakin jauh saja kami dengan PJKA. Rupanya, jalan yang kami tempuh itu melewati Universitas Khatolik Phayarangan. Pokoknya, saya sama sekali tidak tahu apakah jalan itu dekat dengan PJKA atau ITB. Yang jelas, kami terus-terusan jalan menuju keatas. Ternyata jalan yang kami lalui merupakan jalan pendakian. Karena tidak menemukan PJKA di Jalur itu, maka kami kembali kebelakang. Lewat di jalan yang sama. Sudah cukup jauh kami melangkah rupanya. Akhirnya kami bertanya kepada sopir Becak kalau nda salah letak PJKA atau Kampus ITB dibagian mana. PJKA dia tidak tahu. Tetapi ITB dia katakan cukup jauh dibelakang sana. kata sopir becaj Sambil menunjukan jarinya. Kami memutuskan untuk pulang. Pulangnya, kami naik taksi. Sebelum kami naik, kami bertanya dimana letak PJKA. Dia juga nampaknya tidak tahu. Wallahu'alam apakah emang dia tidak tahu atau disengajakan tidak tahu. Kamipun naik taksi. Melewati jalur yang dilewati ketika naik angkot. Sesampai di persimpangan yang dekat dengan PJKA itu, saya tidak menyuruh sopir taxi untuk minggir. Karena saya mengira saat itu dia sudah mengetahui jalur yang cepat. Begitulah orang yang tidak tahu. Banyak meduga aja. sesampai di depan Kampus ITB, taxi mau berputar lagi keatas. Karena kami pikir si Sopir ini udah menempuh jalur yang salah dan dengan sengaja memperlambat laju mobilnya, maka kami langsung berhenti didepan Kampus. Setelah melihat tarif, ternyata cukup gede juga. Sekitar 11.700 rupiah kalau nda salah saat itu. Teman saya mengeluarkan uangnya dan memberikan uangnya sebanyak 10.000. Pak Sopir berkata kurang, tapi teman tidak menerima karena sudah diputar-putarkan sehingga argo taxi juga bertambah lama. Saya hanya mengucapkan terima kasih kepadanya.


Tersesat di Jakarta



Ini adalah sebuah kisah perjalanan hidup saya yang mungkin tidak menarik menurut sebagian orang. Tetapi saya anggap kisah saya ini adalah kisah yang cukup menarik dan bisa saya jadikan pelajaran tentang bagaimana peran dan pentingnya sebuah ilmu dalam melaksanakan dan menghadapi berbagai fenomena dan liku-liku kehidupan.
Kisah ini bermula ketika saya dan seorang teman pulang dari Bandung menuju Jakarta setelah mengikuti kegiatan disana. Sebelum saya melanjutkan kisah tersesat di Jakarta ini, maka saya akan sedikit menceritakanbagaimana bisa sampai kejakarta dan Bandung serta bagaimana kesananya.


Kira-kira akhir februari 2007, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti sebuah kegiatan ilmiah di Bandung. Saat itu, saya menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Fisika. Bersama dengan seorang teman, kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dan alhamdulillah, rupanya ada kemudahan dalam pengurusannya. Kami mendapatkan dana Transportasi keberangkatan dari fakultas dengan menggunakan pesawat. Mungkin karena kekuatan lobi, atau karena memang hak kami untuk mendapatkan dana itu, saya juga belum bisa pastikan. Biasanya, cerita dari senior-senior bahwa untuk mendapatkan dana seperti itu, sangat susah. Maka persiapan keberangkatan pun dimulai. Baik pembelian tiket, persiapan barang0barang yang dibawa serta hal-hal penting lain yang menjadi kebutuhan saat keberangkatan. Saya dengan teman ini, tidak ada yang memiliki pengalaman keluar kota seperti ini. Apalagi kedaerah Jawa. Mungkin dahulu, itu hanya sebatas mimpi. Ternyata, saat itu mimpi kami menjadi kenyataan. Alhamdulillah, kemudahan kami dapatkan dalam keberangkatan. Sampai dbandara Cingkareng, kami dijemput oleh saudara sepupu yang kuliah di Jakarta. Dan untuk penginapan selama dijakarta, kami menginap dirumah seorang Bibi yang juga menjadi tempat tinggal sepupu yang menjemput saya itu. Esok harinya, kami berangkat kebandung dengan menggunakan Bis. Mula-mula, kami menuju ke terminal Rambutan untuk mencari bis yang ke Bandung. Sekitar hampir setengah jam menunggu, akhirnya Bis pun berangkat menuju Bandung.
Perjalanan dari terminal Rambutan ke Bandung daat itu kurang lebih sekitar 3 jam. Di Bandung, Bis berhenti di Terminal Leuwi Panjang. Kota Bandung barusan di Injak. Saat itu sedang dilaksanakan Shalat Jum'at di mesjid terminal. Maka kami pun melaksanakan shalat jum'at bersama jama'ah yang lainnya. Tidak ada kenalan disana. Hanya sebelumnya kami dijanji akan dijemput oleh Panitia. Hampir 2 jam kami menunggu, Jemputanpun tiba. Kami segera menuju Kampus ITB untuk melakukan Registrasi. Oh ya terlupakan. Saat itu kami mengikuti LKIMFN yang merupakan rangkaian dari Nawaksara.
Beberapa hari di Bandung, saatnya pulang karena kegiatannya telah selesai. Saat itu, sebenarnya saya masih ingin menikmati kota Bandung. tetapi karena harus ada kepentingan lain yang harus diselesaikan, maka keinginan untuk bertahan itu dihilangkan. Hampir satu pekan, kami di Bandung. Pada hari kamis, kami berangkat menuju Jakarta. sekitar pukul 07 lewat, kami star dari Kampus ITB menuju Terminal dengan diantar oleh Panitia. Sampai di Terminal, kami mencari oleh-oleh yang akan dibawahkan untuk rekan-rekan. Sekitar pukul 09.00 atau lewat sedikit, mobil berjalan perlahan-lahan menuju Jakarta. Saat itu, tuuan akhir Bis adalah termianal Rambutan. Tanpa terasa, Kota Jakarta sudah masuk. Kemacetan lalu lintas sudah mulai nampak. Karena ada kemacetan-kemacetan seperti itu, maka perjalanan dari Bandung ke terminal Rambutan yang sebelumnya hanya sekitar 3 jam menjadi lebih kurang 4 jam.
Sampai diterminal Rambutan, saya mencari mobil yang menuju ke Lebak Bulus. Padahal, ada yang melewati alamat tempat nginap yaitu dengan menggunakan metro mini. Karena saat itu kontak dengan sepupu belum terbalas, maka kamipun bertanya kepada orang-orang di terminal rambutan tentang mobil mana yang menuju ke Lebak Bulus. Orang yang kemi tanya kemudian menunjukan kepada kami Bis yang harus kami tumpangi. sampai di terminal Lebak Bulus, saya tidak tahu dimana saya harus turun. Diterminal atau dimana. Saya nggak tahu. terus terang aja saya nggak tahu tentang daerah jakarta saat itu. Bahkan sampai saat inipun saya tidak tahu. Akhirnya, kami turun dipersimpangan. Saya nggak tahu dimana arah jalan-jalan tersebut. Yang cuman saya tahu ada salah satu jalan yang menuju ke Kampus UIN Jakarta. Kontak dengan saudara sepupu sudah terhubung. Dia kemudian menjelaskan kepada kami mobil yang harus kami tumpangi untuk menuju Kali deres. Kali deres itupun saya tidak tahu dibagian mana. Nomor mobil ditunjukan. Katanya sih saat itu bisa juga naik mikrolet. Tapi kami belum memutuskan harus naik mikrolet atau bis. Lapar menyerang. Kebetulan disamping jalan ada Warung makan. Maka kamipun makan terlebih dahulu sekalian melepaskan lelah. Saya berpikir, saat itu kami benar-benar tersesat. Tidak tahu arah dan tujuan Bis. Kekhawatiran saya saat itu, jangan sampai saya naik mobil di Jalur yang salah. sehingga kami akan benar-benar tersesat. Makanya saat itu, kami mencari informasi jalur-jalur yang harus dilewati.
Akhirnya, kami dapat kemudahan lagi. Alhamdulillah. Saudara sepupu datang menjemput dengan menggunakan motor. Sebelumnya dia tidak bisa keluar rumah karena hujan lebat terjadi diperumahan tempat tinggalnya. Ternyata alamat yang kami tuju adalah ITC Permata Hijau. Sesampainya didaerah itu, kamipun turun. Dan Alhamdulillah tidak tersesat lebih jauh. Tetapi, sebenarnya saya punya keyakinan bahwa saya akan bisa sampai ketujuan saya.
Dari kejadia itu, ada beberapa pelajaran yang terpikir dibenak saya untuk diperbaiki kedepannya jika ada dalam hal dan keadaan yang sama antara lain:
1. Harus memiliki alamat tempat tujuan yang jelas dengan nomor-nomornya.
2. Banyak bertanya kepada yang lebih tahu keadaan suatu daerah adalah hal yang mesti dilakukan juga agar ada contoh-contoh jalan atau cara yang harus dilakukan ketika melakukan perjalanan seperti itu.
3. Harus mengetahui Jalur-jalur kendaraan bermotor yang ditumpangi.
4. Orang yang tidak berilmu, dia akan kesusahan untuk mencapai tujuannya. Bisa jadi dia akan tersesat. Makanya berilmu sebelum berbuat dan beramal adalah hal yang harus dilakukan juga dalam menjalankan agama agar tidak menempuh jalan-jalan yang dapat menyesatkan.

Demikian sekelumit perjalana saya di Kota Metropolitan. Walaupun tidak banyak hal yang diketahui, paling tidak ada pelajaran yang dapat diambil.

9.26.2008

Kehabisan Tiket

Rutinitas pulang kampung merupakan rutinitas mahasiswa ketika lebaran tiba. Demikian juga mahasiswa di Unhalu. Tidak ketinggalan, sayapun demikian. Ingin pulang kampung. Keinginan untuk pulang ini sebenarnya sudah lama terencanakan. Tetapi karena masih ada aktivitas lain, sehingga keinginan untuk pulang itu menjadi tertunda. Padahal, semestinya Salah seorang dosen saya ingin ikut bersama saya meninjau keadaan tenaga surya yang tidak terpakai. Siapa tahu, banyak yang bisa dimanfaatkan. Karena aktivitas ini, sehingga banyak hal yang tertunda. Masuk kampus jarang, pulang kamar jarang, ketemu teman-teman jarang, mengajar jarang. Pokoknya aktivitas yang satu ini cukup membuat banyak aktivitas yang tertunda. Tetapi, tidak ada masalah.
Siang ini, sya berencana untuk membeli tiket kapal Sagori Ekspress untuk pulang kampung. Maka sekitar pukul 114.00 kurang, seorang teman yang kebetulan menggunakan motor mengajak untuk pergi beli tiket. Sebelumnya saya menolak, karena tidak bawa duit. Tetapi karena teman ini meminjamkan dahulu, maka sayapun ikut. Ketempat beli tiket, dengan menggunakan motor memakan waktu kurang lebih 20 an menit. Sedangkan kalau untuk naik angkutan kota, maka waktu yang digunakan sekitar 40 menit lebih.
Tiba dilokasi pembelian tiket, ternyata tidak banyak yang antrian. Maka ketika giliran saya, saya kemudian menanyakan apakah masih ada tiket untuk besok. Ternyata, jawabannya adalah yang ada tinggal untuk VIP. waw... Mau ambil yang VIP, kayak Bos aja kita. Ini bukan caleg atau bos yang masih berduit. Tapi ini cuman mahasiswa. Kalau mau naik VIP maka uang kantong jadi habis deh. Tiket yang masih ada adalah hari ahad sore. Masih lama lagi. Akhirnya, pulang tanpa membawa tiket. Kesimpulan selanjutnya adalah pulang kampung dengan menggunakan kapal Very. Tidak ada masalah. Yang penting insya Allah tiba dikampung dengan selamat walau harus berjubel dengan penumpang lain.
Enjoy... Aja


9.25.2008

Apa Kamu Masih Kuliah??

Sebuah pertanyaan yang cukup menarik kembali ditujukan kesaya. Pertanyaannya sederhana. Eh... Apakah kamu masih kuliah?? Pertanyaan ini dilontarkan oleh seorang Birokrasi Kampus (PD 1). Pertanyaan ini tidak hanya sekedar muncul dari bapak, tetapi ada sebab yang menyebabkan pertanyaan ini muncul. Ceritanya seperti ini. Beberapa hari yang lalu, saya masuk kampus. Saya juga lupa hari apa dan tanggal berapa. Yang jelas, hari itu saya ada kuliah. Dibawah tangga, kebetulan saat itu saya berpapasan dengan beliau. Bapak turun kebawah, sementara saya ingin menuju keatas. Pas bertemu, dia mengatakan kesaya. Kamu masih kuliah?? "Alhamdulillah pak masih kuliah" begitu jawab saya. "Saya kira banyak kesibukan kamu sudah membuatmu tidak kuliah lagi". Kata Bapak. Sambil tersenyum, saya mengatakan bahwa saya masih kuliah, dan masih ingin kuliah. Sekaligus saya katakan bahwa jika saya mempunyai modal, maka insya Allah saya ingin lanjut sekolah lagi. Setelah itu, Bapak berjalan menuju ke mobilnya sambil mengatakan sesuatu yang saya lupa pastinya. Intinya, bahwa saya punya peluang untuk itu.
Atas dasar apa sebenarnya pertanyaan itu muncul dari bapak. Tentu saja bukan hanya sekedar bertanya, tetapi memang ada sebab. Bukan pula sebatas pertanyaan, tetapi kemungkinan besar ada unsur motivasi didalamnya. Sebenarnya, dengan bapak saya tidak terlalu akrab juga. Dalam artian kenal lebih dekat. Karena beliau bukan dosen Fisika. Tapi beliau Dosen Biologi. Tetapi, saya kenal beliau lewat paman saya yang juga dosen biologi tetapi ada mereka sangat akrab. Sehingga terkadang kami berurusan dengan beliau. Juga sering membantu untuk urusan administrasi.
Beliau juga kemungkinan besar mengontrol aktivitas saya. Karena beliau mengetahui bahwa saya orang yang aktif dikampus, dalam hal ini aktif di lembaga-lembaga, maka kontrol untuk aktivitas akademik itu ada dari beberapa rekan paman saya. Mulai dari dosen-dosen Fisika maupun dosen yang lain. Walaupun tidak secara nampak. Tetapi sebagian ada informasi aktivitas2 saya yang sampai kepada paman saya. (kebetulan paman saya itu sedang Di Jepang untuk S3). Juga saya ada semacam warning dari pihak-pihak yang dekat dengan keluarga saya. Makanya aktivitas saya ada yang kontrol. Sudah menjadi anggapan yang umum dilingkungan kami bahwa orang yang aktif dilembaga-lembaga itu menjadikan rutinitas kuliah menjadi terhambat. Sehingga, munngkin saya katakan wajar jika pertanyaan yang terlontar seperti Bapak ini ditujukan juga kesaya. Yang pasti, kuliah tetap kuliah. Aktivitas lembaga dan pengajian juga tidak boleh luntur atau hilang sama sekali akibat adanya doktrin-doktrin dari pihak2 lain disekitar. Seberapa besarpun usahanya orang untuk menghalangi kita beraktivitas, pengambil keputusan juga kita. Kesimpulan-kesimpulan untuk kehidupan kita, semua ada ditangan kita. Jadi campur tangan dari pihak-pihak lain yang menginginkan kita baik atau buruk hanya merupakan faktor X yang membutuhkan kecerdasan dan kelihaian kita dalam menanggapinya. Yang pasti kita adalah kita. Tidak ada seorangpun yang dapat mengahalangi kita menjadi orang yang baik, karena Allah menciptakan kita agar menjadi orang yang baik.


8.30.2008

KKP berakhir

Alhamdulillah, KKP sudah berakhir. Kemarin (jum'at 29 agustus 2008) merupakan hari terakhir untuk masuk dikantor. Aktivitas sekarang bisa terfokus. Tentu saja, insya Allah waktu luang kembali bertambah.Tetapi bukan berarti tidak ada aktifitas dengan berakhirnya masa kantoran ini. Walaupun kuliah profesi ini belum betul-betul berakhir, karena masih harus menyelesaikan laporan KKP, tetapi kesenangan terpancar diwajah-wajah peserta KKP. Begitu pula dengan saya.
Apa sebenarnya yang ingin saya ceritakan dengan berakhirnya KKP ini. Memang sih nampaknya dalam aktifitas KKP tidak ada hal penting dan pelajaran yang baik yang dapat diceritakan. Paling itu hanya untuk saya yang merasakan langsung. Tetapi ada satu hal yang mungkin bagus dan penting untuk diceritakan. Walaupun tidak terlalu seru juga sih. Yang jelas insya Allah ada hikmah dan pelajaran.
Seperti biasa, saya masuk ke kantor (Tempat KKP) sekitar pukul setengah 9. Dan tiba di kantor sudah sekitar pukul 9. Dan seperti biasa, sayapun mencari teman-teman yang laki-laki. Dan tujuan utama adalah Aula dimana biasa pegawai kantor bermain bulu tangkis (jadwal memang nampaknya). Ternyata mereka tidak ada. Maka sayapun mencari mereka diruangan Kasubag. Sebelum saya sampai didalam ruangan, saya sudah dipanggil oleh Kasubag untuk masuk kedalam ruangan. Ternyata mereka tidak ada. Yang ada adalah teman2 wanita yang masih asyik main piano (mungkin orjen). Pak Kasubagpun bertanya tentang teman yang laki-laki. saya katakan bahwa saya juga tidak mengetahuinya. Sambil membaca koran, saya menanti kedatangan teman-teman sementara yang wanita sedang menseting dan memilih lagu yang akan mereka nyanyikan. Saya sangat tidak nyaman dengan keadaan itu. Karena terus terang saya sangat anti dengan yang namanya musik. Pusing kepala ketika saya mendengarnya. Maka sayapun keluar ruangan. Saya menhubungi salah seorang teman yang kebetulan belum datang. Rupanya HPx tidak aktif. Sayapun gelisah. Kapan perpisahannya. (ada yang terlupakan, katanya memang hari ini (-jum'at red-) ada pespisahan peserta KKP). Bolak-balik mencari teman ngobrol, saya tidak dapatkan. Akhirnya saya putuskan untuk menonton orang yang main bola. Tetapi algi-lagi saya tidak nyaman. saya kembali ketempat mangkal. Kembali saya menghubungi teman kenapa mereka tidak masuk kantor. Rupanya HPx aktif. Saya tanyakan kenapa mereka tidak masuk kantor. Waw.... ternyata jadwal perpisahannya setelah selesai shalat jum'at. alias jam kantor kedua.
Setelah selesai bercerita dengan teman itu, saya berniat mengunjungi KaSubag. Untuk menanyakan kejelasannya. Mau masuk diruangannya, tapi saya urungkan karena musiknya semakin ribut. Maka saya duduk saja diluar ruangan sambil otak-atik apa yang bisa diotak-atik di HP. Tidak lama kemudian, pak Kasubag keluar ruangan. Saya menyambutnya dengan mengajukan pertanyaan terkait dengan perpisahan. Betul. Dia mengatakan bahwa perpisahan akan dilaksanakan pada waktu setelah shalat jum'at. Dia kemudian memerintahkan kepada saya sekaligus menanyakan bagaimana model kegiatannya. Saya katakan bahwa saya juga kurang tahu dan kurang pengalaman untuk membuat dan mengatur kegiatan perpisahan seerti itu. Dia kembali menanyakan mau yang fofmal atau yang simple2 aja. Saya katakan kalau begitu yang simple aja. Dan saya pun menjelaskan bagaimana format acaranya.
Setelah selesai cerita dengan Kasubag, saya keluar untuk masuk kewarnet yang ada disekitar kantor. Mau isi waktu saja. Karena saat itu pikiran saya adalah tidak pulang dikamar karena menunggu waktu perpisahan.
Waktu terus berjalan, dengan aktifitas yang tidak mesti diceritakan di sini. Sekitar pukul 10.30 saya berpikir banyak. Karena waktu diskusi pak Kasubag mewajibkan untuk menyanyi kepada peserta KKP minimal 2 lagu. Kalau saya ikut, maka saya pasti akan dihadapkan pada fenomena yang saya tidak suka. Jikalau saya tidak masuk, bagaimana perasaan orang-orang kantor dimana perpisahan saya tidak ikut. Bingung juga tentunya. Sayapun memutuskan untuk pulang. Tiba dikampus sekitar pukul 11.00. Saat itu, saya masih terus berpikir apakah saya akan ikut acara itu atau tidak. Tujuan kaki melangkah adalah Warnet. Jaga Warnet lagi. Sambil menjaga warnet, pikiran itu terus mengganggu. Apakah saya harus ikut atau tidak.
Setelah selesai shalat jum'at, saya konsultasi dan cerita sama teman-teman apakah saya harus ikut acara itu atau tidak. Tidak ada yang memberikan kepastian apakah saya harus ikut atau tidak. Berarti, keputusan ada ditangan saya. Maka sekitar pukul 13.30 an saya pulang dikamar. Saat itu, saya sudah simpulkan bahwa saya tidak akan ikut acara itu. Saya tidak ingin terjerumus kepada hal- yang saya benci dan tidak suka walaupun kemungkinan ada perasaan kecewa dari pihak kantor. Saya berkesimpulan bahwa dalam hal ketaatan dan menghindari maksiat, saya harus rela mengorbankan perasaan. Perasaan ini kemudian tidak boleh saya ikutkan kepada hal yang tidak disukai oleh Allah. Makanya saya tetapkan untuk tidak mengikuti. Saya sudah menduga bahwa saya pasti akan dihubungi. Ingin saya tidak aktifkan HP agar saya tidak ditanya. tetapi saya harus perjelas kepada mereka bahwa saya tidak akan ikut. Kebetulan, pas ada yang menghubungi hujan turun dengan cukup deras. Maka hujan menjadi alasan untuk tidak ikut. Setelah selesai dihubungi, saya tidur sian.
Esok harinya saya ketahui, kalau dalam acara perpisahan itu, mereka bernyanyi dan berjoget. Alhamdulillah saya selamat dari hal-hal yang saya tidak inginkan.

8.25.2008

Ternyata Ada juga Ospeknya

Sebenarnya, saya tidak akan posting tulisan ini. Tetapi, saya berpikir bahwa apa yang telah saya posting kemarin dan kenyataan hari ini harus diperjelas. Dipostingan sebelumnya, saya katakan bahwa Ospek di FMIPA tidak jadi dilaksanakan. Namun, rupanya apa yang terjadi hari ini (senin 25/08/2008) tidak seperti yang saya posting sebelumnya. Ternyata, Ospek jadi dilaksanakan. Tetapi waktunya hanya 1 hari. Dan, informasi kejelasan kenapa ospek kembali dilaksanakan setelah pada hari kamis yang lalu disimpulkan untuk tidak ada Ospek. Saya kemudian tidak akan banyak mengomentari tentang kenapa ospek dilaksanakan, tetapi saya akan berkomentar seputar fenomena Ospek yang terjadi hari ini. Walaupun saya tidak menyaksikan secara langsung apa yang menimpa Maba, tetapi saya mendengar komentar dari kawan-kawan, juga saya menyaksikan fenomena lain yang mungkin arahnya seperti apa yang saya pikirkan.

Seperti biasa, hari ini saya kekantor (KKP). walaupun cuaca kurang mendukung, namun saya tetap pergi kekantor untuk melaksanakan salah satu mata kuliah profesi ini. Saya star dari kamar sekitar pukul 08.15 WITA. Hujan belum turun. Sekitar 20 menit kemudian, saya samapi dikantor. Diperjalanan, hujan sudah turun. Walaupun belum terlalu deras. Tiba dikantor, saya mencari rekan-rekan yang laki-laki, tetapi rupanya mereka tidak masuk hari ini. Hujan turun semakin derasnya. Mau pulang, hujan asih deras. Akhirnya saya memutuskan untuk masuk perpustakaan. Membaca buku, tapi tidak lama karena saya harus menyelesaikan masalah komputer yang ada diperpustakaan itu. ada sedikit yang eror dari printernya. Sekitar setengah jam, masalahnya selesai. Tidak ada aktifitas lain dari saya. Keluar ruangan menjadi pilihan sambil menanti hujan reda. Namun, kembali saya tidak betah diluar. Suasana yang ada membuat saya masuk kembali keperpustakaan. Kembali membaca buku dan buku yang menjadi pilihan adalah panduan menulis skripsi untuk pemula. Kembali saya tidak betah untuk membaca. Lirik melirik buku-buku yang terpampang, pandangan mata tertuju kepada buku Keajaiban Otak Manusia. Saya tidak membacanya, melainkan saya pinjam bukunya.

Sekitar pukul 10.50 an lebih, saya memutuskan untuk pulang. Walaupun hujan belum reda, tetapi saya jalan saja. Jaraknya dengan jalan jalur transportasi sekitar 50 - 60 meter. (saya nggak bisa pastikan karena saya tidak mengukurnya). Kurang lebih 15 menit kemudian saya tiba dikampus. langsung difakultas. Setiba di Kampus, saya melihat disana banyak orang. Dibawah tangga, saya melihat kumpulan preman yang sedang diskusi. Tidak tahu apa yang didiskusikan. Saya cuman sedikit mendengar mereka menanyakan siapa ketua panitia Ospek. Saya tidak berpikir lebih jauh lagi karena yang saya tahu Ospek di Mipa tidak ada. Saya kemudian berencana menuju Lab Fisika. tetapi, saya berhenti sejenak karena seorang teman menanyakan dimana Adik saya dan dia bertanya adikmu ketua panitia bukan?? Saya juga tidak tahu kejelasannya. Kemudian saya tanya lagi apakah Ospek jadi?? Dia katakan kalau Ospek jadi dilaksanakan.
Saya sebenarnya malas pusing dengan kegiatan Ospek itu. Makanya saya langsung ke Lab Lanjut untuk melihat keadaan diatas. ternyata sepi. Cuman sebagian teman2 yang sedang berurusan dengan tugas akhirnya nampaknya. duduk sejenak di ruangan internet sambil melihat apakah koneksi internetnya bagus atau tidak. ternyata, koneksi lagi bermasalah. Maka saya pun memutuskan untuk Balik dikamar. Tetapi sebelum saya pulang saya menuju keruangan jurusan untuk melihat apakah ada informasi terbaru. Didepan ruangan Senat (Aula), saya melihat beberapa orang (yang sedang mabuk nampaknya) sedang menunggu dengan muka yang cukup garang. Sebenarnya mereka adalah orang yang saya kenal. Kebetulan mereka satu lrorong dengan saya. Tapi saya tidak pernah berurusan dengan mereka. Mereka sedang menunggu Maba keluar ruangan untuk di....................... Saya juga tidak tahu apa yang mereka tunggu dari mahasiswa baru. Tetapi sebenarnya, saya sudah bisa menduga apa yang menjadi keinginan mereka. Biasanya, disaat Ospek seperti ini mereka mencari ketua panitia untuk mendapatkan sebagian dana dari Ospek. Kalau tidak diberikan mereka akan melakukan kekacauan. kemungkinan besar seperti itu.
Sayapun turun. Ternyata ketemu dengan ketua Himpunan. dia memberikan SK sebagai Stering Rakernya, juga memberikan SK pengurus sebagai dewan pengarah. Cerita-cerita sejenak, terkait dengan pelaksanaan Rapat kerja. Karena ada sedikit masalah pribadi (maksudnya dengan kondisi tubuh) maka saya memutuskan untuk pulang walaupun dalam keadaan rintik.

Sore harinya, saya mendengar dari yang menyaksikan kalau ada sebagian mahasiswa baru dipukul dengan kayu. Mereka diperlakukan dengan kasar. Preman2 itu tidak perduli walaupun masih ada materi didalam ruangan.
Ternyata, mereka melakukan itu nampaknya karena mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan yaitu Fulus.
Nampak sekali bahwa fenomena Kekerasan masih tetap berlaku pada saat Ospek kepada Maba. Dan budaya-budaya kekerasan pada saat Ospek seperti ini seolah-olah menjad sesuatu yang lumrah dikalangan senior. Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa mereka telah mempermalukan diri mereka sendiri dihadapan Maba. Maba telah mengetahui bahwa ada memang person-person tertentu yang mempunyai tabiat yang tidak baik, yang tidak pantas diikuti. Mudah-mudahan ada pelajaran yang dipetik oleh Maba dari pelaksanaan Ospek yang hanya sehari ini.

8.23.2008

Pernakah saya kasih Ospek???

Pertanyaan kemudian akan muncul dan ditujukan kepada saya. Apakah kamu pernah kasih Ospek??? Pertanyaan yang mesti saya jawab, karena saya begitu menggebu-gebu berbicara dan bercerita tentang fakta ospek. Secara umum, saya pernah mersakan yang namanya Ospek. Kenyataan yang saya kemukakan sebelumnya adalah sesuatu yang saya saksikan. Walaupun, ketika ospek saya tidak mendapatkan perlakuan yang kasar, paling tidak saya melihat dan menyaksikan bagaimana teman-teman saya diperlakukan secara tidak manusiawi. Memang saya juga rasakan, tetapi tidak sekeras apa yang sebagian teman-teman rasakan. Ditahun berikutnya, saya tidak melihat bagaimana perlakuan panitia kepada peserta Ospek karena saat itu saya sedang berada dikampung. Maklum, suasana sedang libur. Daripada kasih ospek, mending pulang kampung.
Ditahun berikutnya, kebetulan saat itu saya menjadi ketua Himpunan. Jadi, mau tidak mau saya harus menjadi panitia Ospek. Tetapi, kepanitiaan saya hanya dalam lingkup tatkala Maba dikembalikan kehimpunan masing-masing. Memang, tidak dapat dipungkiri akan ada saja perlakuan yang tidak enak dari senior. Karena kebetulan saat itu saya menjadi penanggung jawab dijurusan, maka saya harus mengontrol apa-apa yang terjadi pada mahasiswa baru di himpunan. Dan keadaan membuat saya harus keras. Bukan keras dalam memukul, mencaci atau membentak mahasiswa baru. tetapi saya hanya berkeras untuk memberikan keyakinan kepada mereka (Maba) bahwa yang harus mereka ikuti saat itu adalah saya sebagai penanggung jawab. Lagian, saya tidak kasar kepada mereka, menyuruh mereka push up, atau sejenisnya. Paling itu saya lakukan manakala saya melihat perlakuan yang sangat keras kepada mereka. sengaja saya ambil alih mereka agar tidak diperlakukan secara kasar. Untuk menghindari kecurigaan dari yang lain, saya pun menyuruh mereka tapi dengan pelan-pelan tentunya. Kalaupun misalnya ada kekhilafan, maka sebagai manusia kita tidak akan pernah luput dari kekhilafan itu.
Ditahun berikutnya, saya kembali tidak menjadi panitia. Padahal kalau saya mau, gampang saja menjadi panitia itu. Tetapi saya tidak ingin mengospek mereka. Dan ditahun inipun, kesempatan untuk menjadi panitia tetap akan ada. Ketua Bemnya adalah sahabat. Ketua seksi acaranya juga sahabat saya. Kalau saya meminta, pasti dikasih. Dan Ketua panitianya adalah saudara saya (adik). jadi tidak sulit sebenarnya untuk menjadi panitia. Tetapi karena saya tidak mau dan juga lagi disibukan dengan kegiatan KKP. Semoga saya dimaafkan atas kesalahan yang saya lakukan.

8.22.2008

Mending Tidak jadi Ospeknya

Fakta tentang Ospek yang ada, menunjukan bahwa mudharat yang ditimbulkannya lebih besar dari manfaat yang didapatkan. memang tidak dapat dipungkiri bahwa Ospek cukup memberikan dampak positif bagi mahasiswa baru. Mahasiswa baru kemudian diperkenalkan hal-hal yang harus mereka ketahui. Dan ini tentu saja sangat baik dan bermanfaat buat mahasiswa baru. Tetapi kalau diperkenalkan dengan cara membentak, mencaci dan memaki tentu saja bukan cara mendidik yang baik. Padahal, kalau berangkat dari tujuan diadakannya ospek, tentusaja sisi positiflah yang diinginkan. Tetapi tidak seperti itu cara tanggap mahasiswa senior dalam pelaksanaan Ospek. Senior lepas memanfaatkan momen ini untuk membalas dendam dengan apa yang telah mereka dapatkan ditahun-tahun sebelumnya dimana mereka diospek. Maka daripada banyak yang terlibat dalam penzaliman terhadap mahasiswa baru, juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan lainya dalam pelaksanaan Ospek, maka sayapun berpikir mending ospek di Mipa tidak jadi dilaksanakan.
Lalu bagaimana dengan dana Ospek yang dikucurkan dari dana mahasiswa baru??? Saat ini, dana itu sudah ada. Sebenarnya tinggal pelaksanaan ospeknya saja. tetapi karena ospeknya tidak jadi, maka mestinya, dana ospek itu tetap digunakan untuk mahasiswa baru. Entah dalam bentuk dan model apapun. Yang jelas, mereka harus merasakan dan menikmati uang mereka. Jika tidak, maka mahasiswa baru punya hak untuk menuntut uang mereka. Dan kepada elemen-elemen yang bertanggung jawab untuk segera mensosialisasikan kepada mahasiswa baru tentang hal yang harus dilakukan agar dana tersebut terpakai. Apakah dikembalikan kemahasiswa atau bagaimana. Terkait dengan piagam yang mesti didapatkan oleh mahasiswa baru dispek, mesti dipikirkan cara lain agar mahasiswa baru mendapatkan hak mereka juga dalam hal beasiswa dan keterlibatan dalam lembaga. semoga bermanfaat

Fakta tentang Ospek

Sudah menjadi sesuatu yang mutlak nampaknya, bahwa ospek adalah bagian dari hal yang harus dihadapi oleh mahasiswa baru. Sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh mereka yang ingin melanjutkan kuliah. Seolah-olah dia adalah sesuatu yang wajib yang tidak boleh tidak harus diikuti oleh seluruh mahasiswa baru. Merekapun tidak bisa mengelak dari Ospek. Adanya ancaman-ancaman yang muncul apabila tidak mengikuti ospek yang dibuatkan dalam aturan khusus membuat mahasiswa baru tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa meskipun harus mengikuti apa yang dinamakan dengan Ospek. Ancaman-ancaman jika tidak mengikuti ospek antara lain tidak dipekenankan untuk mengurus beasiswa (dalam hal ini tidak bisa mendapat beasiswa), tidak diperenankan untuk menduduki posisi penting dalam lembaga (tidak bisa menjadi ketua, wakil ketua, sekretaris, ketua bidang, malahan tidak bisa menjadi anggota) dan lain-lain.
Padahal jikalau kita melihat hasil didikan dari ospek itu, sungguh kita katakan diluar batas kemanusiaan. Hak asasi pada saat ospek dicabut. Tidak ada kesempatan dan peluang untuk protes dengan apa yang dilakukan oleh senior. Sehingga mahasiswa baru seenaknya dicaci, dimaki, dipukul, dirampas, dicukur, dimodel dengan gaya-gaya funky, dipajak, disiksa, disuruh sujud, merayu, menggombal, berteriak, memanjat pohon, melewati selokan, dan tindakan-tindakan keji lainnya.
Seyogianya, kehadiran mahasiswa baru dikampus disambut dengan senyum yang manis, keakraban, dan kerelahan hati untuk membantu mereka dalam urusan diawal masuk seperti ini. Tapi yang terjadi tidak demikian. Rasa iba saat itu tidak pernah terlintas diwajah-wajah senior yang ospek kepada Mahasiswa baru. Malahan muncul muka-muka sinis dan garang. Penyambutan yang tidak beretika sebagai tuan rumah yang melayani tamunya.
Ada fakta-fakta menarik yang harus dilihat dalam pelaksanaan ospek. Agar orientasi ini berjalan sesuai dengan koridor dan aturan yang berlaku, maka setiap pengospek harus diberikan pemahaman bahwasanya sifat menzalimi orang lain adalah sifat yang tidak diperbolehkan dalam islam. Malahan termasuk dalam sifat yang sangat dibenci oleh Allah. Dan orang yang menzalimi saudaranya diancam oleh rasulullah sebagai orang yang muflis. Orang yang bangkrut. Maksudnya adalah bahwa orang yang merugi itu sebenarnya bukanlah orang yang rugi dalam jual beli, tetapi orang yang bankrut adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan yang banyak. Tetapi karena dia menzalimi orang lain, maka amal kebaikannya yang banyak tadi diambil oleh orang yang dia zalimi. dan manakala amal kebaikannya habis, sementara kezalimannya terhadap seseoran masih lebih banyak lagi, maka dia kemudian mengambil dosa-dosa orang yang telah dia zalimi. Sehingga bangkrutlah dia. Amalan kebaikannya diambil, kemudian mengambil dosa orang yang dia zalimi. Terlebih lagi dalam ospek, bukan hanya seorang yang dizalimi tetapi banyak orang. Makanya mari kita waspada dengan hal-hal yang tidak kita duga ternyata merugikan kita. Kita memohon kepada Allah agar dihindarkan dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kedalam hal-hal yang merugikan dunia dan akhirat. Dan salah satu jalannya adalah menghindari untuk tidak terlibat dalam sifat2 yang tidak terpuji pada saat Ospek.

8.21.2008

FMIPA tidak OSPEK

Akhirnya, Dilema tentang pelaksanaan OSPEK buat mahasiswa baru diFMIPA terjawab sudah. Setelah kemarin (21/08/08) pihak BEM, HMJ/HMPS serta dihadiri birokrasi Fakultas (Dekan) mengadakan rapat khusus untuk membicarakan pelaksanaan OSPEK ini dengan sebuah keputusan Final, OSPEK di MIPA ditiadakan. Padahal, seyogianya ospek secara serentak di UNHALU akan dilaksanakan paa hari ini (22/08/08). Tentu saja, hasil keputusan rapat di FMIPA ini menimbulkan berbagai tanggapan dan kritikan buat BEM MIPA Khususnya dan seluruh elemen-elemen penting di Fakultas pada umumnya (lembaga-lembaga lainnya).
Yang menjadi pertanyaan, apa sebenarnya yang menyebabkan OSPEK di MIPA ditiadakan. pertanyaan seperti ini muncul dari hampir semua mahasiswa MIPA yang tidak mengikuti musyawarah kesepakatan kemarin. Ada apa sebenarnya.
Memang, sehari sebelumnya dilema ini sudah muncul. Sebenarnya ada sebuah kesalahan yang cukup fatal yang terjadi, dimana tidak ada persiapan khusus dan matang dari BEM sebagai panitia pelaksana Ospek. Ini diperjelas dengan tidak adanya SK panitia yang dikeluarkan oleh BEM. Sehingga hal ini dibaca oleh baik oleh HMJ/HMPS kenapa ini bisa terjadi. Kok kegiatan yang membutuhkan persiapan yang cukup besar tidak dilakukan persiapan sebelumnya. Emang sih, beberapa hari sebelum pelaksanaan OSPEK ini telah diadakan rapat untuk pembentukan panitia. Tetapi, tidak ada kejelasan dan kepastian siapa yang menjadi ketua OSPEK. Nampaknya saat itu tidak ada yang berani menjadi ketua ospek.
Pada hari rabu, terjadi sedikit kontradiksi antara panitia dari BEM yang terbentuk (yang tanpa SK) dengan pengurus HMJ Kesmas, dimana dari kalangan BEM menginginkan agar seluruh peserta ospek berkumpul di salah satu ruangan untuk disampaikan beberapa hal terkait dengan persiapan OSPEK. Ternyata, salah satu HMPS (Kesmas) tidak mau mengikuti ajakan seksi Acara panitia yang dibentuk BEM untuk berkumpul tersebut dengan alasan bahwa Ospek harus dikembalikan keprogram studi masing-masing (mungkin ada juga alasan lain). Keadaan ini memicu emosi dari HMJ Fisika. Mereka kemudian memanggil seluruh mahasiswa baru fisika yang telah dikumpul oleh panitia agar keluar dari ruangan. Lalu mereka dikumpul diruangan kuliah Fisika untuk diberikan arahan-arahan. lobi-lobi kemudian dilakukan oleh panitia kepada HMJ Fisika dan Kesmas. Fisika, tetap berpegang pada satu prinsip bahwa jika kesehatan masyarakat tidak naik keatas (ruangan berkumpul) maka HMJ fisika pun tidak akan naik untuk mengikuti anjuran dan instruksi-instruksi panitia terkait dengan pelaksanaan Ospek. Komunikasi pun dilakukan oleh panitia dengan HMJ, juga HMJ terus komunikasi dengan senior-senior mereka tentang bagaimana menyikapi masalah ini.
Sore harinya, kembali BEM mengadakan pertemuan yang kemudian disepakati ketua panitia. Namun, kesepakatan terkait dengan siapa yang menagnai OSPEK ini apakah dikembalikan ke program studi masing-masing atau di ambil alih oleh panitia dari BEM fakultas sebagaimana kebiasaan sebelumnya. Tidak ada kesepakatan untuk masalah ini, sampai kemarin (21/08/2008) kembali diadakan pertemuan bersama dekan dan disepakati OSPEK ditiadakan.
Siapa yang rugi dari kenyataan ini? Apakah mahasiswa baru, HMJ/HMPS atau BEM? Wallahua'alam. Yang jelas, mesti orang-orang penting di MIPA harus merasa bahwa ini adalah kegagalan yang cukup besar. Tinggal mengambil pelajaran dari masalah ini. Orang yang bijak adalah orang yang mampu belajar dari kegagalan yang terjadi kemudian berusaha dan termotivasi untuk menuju perbaikan kearah yang lebih baik kedepan. Orang yang benar-benar gagal bukanlah orang yang gagal hari ini lalu berusaha memperbaiki dan mencari penyebab kegagalan serta mencari solisinya, tetapi orang yang gagal adalah orang yang putus asa dengan kegagalan yang telah dilakukannya.

Nyapa-nyapa dulu

Ini blog baru lagi. Kali ini, saya akan konsentrasikan blog yang saya buat ini. Tapi saya akan coba tetapkan pembahasan dalam satu topik. Bukan gabungan beberapa topik. Memang sih saya punya keinginan untuk membuat blog terkait dengan beberapa hal. Ada masalah Fisika, Motivasi, Religy dan juga aktifitas keseharian. Tetapi nampaknya harus konsentrasi pada satu topik. Persoalannya adalah keterbatasan waktu dan kesempatan. Juga keterbatasan pemikiran. Jadi, kalau dalam penyusunan blog ini ada kesalahan-kesalahan, saya mohon ampun kepada Allah. Maafkan saya jika ada kesalahan kata-kata. Harap dimalklumi. Saran dan Kritiknya sangat diharapkan demi perbaikan blog ini. Semoga ada manfaat yang dapat kita ambil. Syukran wajazakallahu khairan.