11.07.2008

Kenyataan Pahit yang menyenangkan

Waw..... Nampaknya judul yang menarik. Kenyataan pahit yang menyenangkan. Apa benar kenyataan pahit itu menyenangkan??? Bukankah selalunya kenyataan pahit itu selalu menyesakkan dan menyimpan kesedihan??? Mungkin juga ada benarnya, dan kemungkinan akan ada salahnya juga ada. Tergantung cara pandang dan cara masing-masing individu menyikapinya. Untuk lebih jelasnya, mungkin ada baiknya jika artikel yang sangat sederhana ini di baca sampai habis. Mungkin ada sedikit pelajaran yang bisa di ambil.

Pahit, biasanya kata ini keluar manakala kira merasakan sesuatu yang pahit. Wujud dari rasa pahit itu sendiri saya juga tidak tahu bagaimana. Yang jelas, pahit itu menadakan sebuah rasa yang kurang enak. Dan orang yang merasakan pahit tentu dia akan mencari penyeimbang rasa, dengan mencari rasa manis agar kepahitan yang dirasakan menjadi hilang. Betulkah demikian??? Lalu bagaimanakah dengan pengalaman pahit yang biasa didapatkan oleh seseorang??? Apakah dia seperti rasa yang harus dinetralkan dengan sesuatu yang manis??? Lalu apakah penyeimbang pengalaman dan rasa pahit dari pengalaman seseorang???

Setiap orang mengalami dan merasakan liku-liku kehidupan ini masing-masing. Tidak ada campur tangan dari orang lain. Ketika seseorang tertimpa musibah, maka akan sangat jauh berbeda perasaan orang yang mendapatkan masalah itu dengan orang yang tidak merasakannya. Bisa saja seseorang mengatakan bahwa masalah itu adalah sesuatu yang wajar. Tapi belum tentu dihadapan orang lain sama juga cara pandang tentang masalah itu. JAdi tergantung orang yang melakoninya. Sama juga halnya ketika seseorang mendapatkan kebahagiaan. Mungkin orang itu merasa sangat senang dengan kebahagiaan yang dia dapatkan tetapi belum tentu, kesenangan dan kebahagiaan yang didapatkan itu dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan buat orang lain. Karena mungkin itu adalah hal yang biasa. Tetapi begitulah memang kehidupan ini. Dia memiliki dinamika. Memiliki liku-liku yang sulit ditebak kecuali oleh orang-orang yang cerdas. Cerdas dalam menanggapi cobaan dan liku-liku kehidupan ini serta bagaimana tanggapan mereka pula terhadap kebahagiaan yang menimpa mereka.

Oke..... Kembali ketopik. Pahit yang menyenangkan. Sebenarnya maknanya sederhana sekali. Tidak perlu pemahaman yang tinggi menurut saya. Kenapa demikian saya katakan??? Sebagai perbandingan untuk dijadikan contoh, lihatlah obat. Obat adalah sesuatu yang pahit. Terkadang orang tidak mau meminum obat karena rasanya yang pahit itu. Tetapi, ketahuilah bahwa obat itu walaupun rasanya pahit tetapi ia bisa menyembuhkan. Bandingkan pula dengan gula misalnya. Atau sesuatu yang manis lainnya. Ternyata, ketika yang manis itu dikonsumsi oleh orang yang terkena penyakit gula, maka akan menimbulkan efek yang tidak baik buat sipenderita itu. Okelah kalau kita anggap bahwa itu mungkin contoh yang kurang konkrit. Tetapi, haruslah diketahui bahwa orang yang banyak mengkonsumsi gula, maka dia akan kelebihan kadar gula. Tentu saja ini berbahaya. Biasanya, mereka yang terkena penyakit gula akan banyak mengkonsumsi makanan yang pahit rasanya. Sebagai penetral.
Maka sebagai kesimpulan adalah bahwa apapun kenyataan pahit yang menimpa anda dan kita semua itu merupakan sesuatu yang bisa berakhir pada hal yang menyenangkan. Tetapi, lagi-lagi kembali keorang yang menanggapi. Bagaimana??? Mudah-mudahan bisa memberi respon positif. Terima kasih atas lowongan waktunya untuk membaca tulisan yang sangat sederhana ini.




11.06.2008

Akhirnya, Selesai juga penuntun

Akhirnya, Alhamdulillah penuntun praktikum selesai dibuat dan mendapat persetujuan dari pembina mata kuliah. Padahal, saya sebelumnya ragu apakah bisa menyelesaikan amanah ini. Walaupun pembuatan penuntun ini merupakan sebagian kecil dari amanah sebagai kordinator asisten. Dengan selesainya pembuatan penuntun ini, bukan berarti tugas itu jadi berkurang. Justru semakin ada tambahan, karena praktikum akan segera dimulai. Senang juga sih, karena salah satu pintu untuk masuk ke praktikum sudah bisa dimasuki.
Hari ini, sekitar pukul 09.oo atau kurang sedikit saya pergi kekampus bertemu dengan dosen pembina mata kuliah elektronika untuk melakukan konsultasi apakah penuntun yang saya buat itu layak dipraktekkan atau tidak. Juga hari ini adalah jadwal asistensi praktikum. Sampai di UPT Pustik, kebetulan dosen elektronika adalah kepala Pustik saya segera memberikan penuntun yang saya buat kepada beliau untuk dikoreksi. Siapa tahu ada kekurangan. Setelah beberapa menit diperiksa, Bapak bertanya apakah ada uang yang diberikan kepada asisten sebagai Honor. Maka saya katakan ada. Kemudian bapak bertanya lagi apakah termasuk pembuatan penuntun ini??? Maka saya katakan kalau hal itu saya tidak tahu. Respon saya dengan pertanyaan itu sebenarnya adalah diberikan uang tambahan pembuatan penuntun atau tidak, tidak menjadi masalh buat saya. Yang justru menjadi masalah buat saya adalah jika saya tidak bisa menjalankan praktikum dengan baik. Praktikan dan Asisten puas dengan pengaturan yang saya buat. Pengaturan yang akan disepakati bersama. Itu saja. Saya tidak menginginkan dalam hal pelayanan ini ada ocehan-ocehan yang kurang bagus dari praktikan atau asisten. Juga saya tidak menginginkan ada perkataan-perkataan yang menyudutkan.

Sekitar pukul 09.20, saya menuju ke Lab. Lanjutan Fisika. Setelah itu, menuju keruangan foto kopi untuk memperbanyak penuntun. Kemudian pergi ke Lab Eksperimen tempat berlangsungnya Asistensi. Tidak lama kemudian, praktikan disuruh masuk ruangan karena asistensi akan segera dimulai.
Alhamdulillah, Asistensi juga berjalan dengan baik. Aturan-aturan disepakati. Format-format laporan juga disepakati. Dan langkah awal ini insya Allah tidak menimbulkan masalah.



Preman-Preman itu beraksi lagi

Tulisan ini merupakan kenyataan yang terjadi tadi malam. Dimana aktivitas preman yang saya saksikan berlangsung sampai di pagi hari. Kemudian terus berlanjut dengan aktivitas minum-minuman keras sampai di siang hari.

Ceritanya seperti ini:

Tadi malam, seperti biasa saya menjaga warnet. Aktivitas ini terus berlanjut sampai waktu menunjukan pukul 12.00 WITA atau lewat sedikit. Semestinya, jam seperti ini saya sudah tidur kalau berada di kamar. Tetapi karena saya ada di Warnet, maka saya belum tidur. Dan bagadangnya saya ini sebenarnya cukup beralasan. Dimana, saya harus menyelesaikan penuntun Praktikum Elektronika Dasar I yang telah lama tertunda. Maka sayapun mencoba menahan rasa ngantuk. Sambil berusaha mencari referensi untuk Landasan Teori Penuntun serta Prosedur Percobaan. Karena ada rasa kangen sama teman, maka saya menghubunginya untuk kembali berbagi cerita sampai waktu hampir mendekati pukul 01 Wita. Karena saya ahrus mengejar agar penuntun itu harus selesai dan sudah bisa di perbanyak esok paginya, maka saya menghentikan cerita-cerita sama teman dan melanjutkan tugas membuat penuntun.

Sekitar pukul 3, penuntun itu selesai di buat dan telah selesai di print. Niatan saya adalah tidur di Pondok Masjid (tempat tinggal Ikhwah pengurus Mesjid) sebagaimana yang biasa saya lakukan. Sayapun membuka pintu setelah lampu saya matikan. Sebelum pintu terbuka lebar, saya mendengar ada suara banyak orang di luar. Sayapun ngintip dikaca jendela. Ternyata preman-preman itu lagi mulai lagi beraksi. Mereka sedang menahan sebuah taksi yang lewat. Saya juga tidak tahu apa yang mereka perbuat kepada sopir taksi. Sebagian dari mereka sedang menutup pintu pagar kampus. Juga ada salah seorang dari mereka yang memegang parang yang cukup panjang. Entahlah. Saya juga tidak tahu apa yang mereka inginkan. Karena saya tidak ingin di sibukkan dengan melihat aktifitas mereka, dan juga mata yang mengantuk, maka sayapun tidur di warnet. Mengurungkan niat untuk tidur di Pondok. Khawatir aja, jangan sampai ditahan diluar dan di panggil untuk minum bersama mereka. Beberapa menit kemudian, saya kembali melihat mereka membawa dan memegang botol minuman keras. Beberapa orang juga datang sehingga jumlah mereka semakin banyak. Udah... Saya tidak mau terganggu oleh mereka. Mata sudah tidak mau lagi kompromi. Ngantuk. Maka saya pun tidur.
Sekitar pukul 04, saya kembali terbangun oleh teriakan para preman itu. Maka saya kembali menengok lewat jendela. Saya melihat apa yang mereka lakukan. mereka sedang duduk bersila sambil meminum-minuman keras. Heran juga ya...... Apa sih yang mereka inginkan. Apa ya yang mereka rasakan ketika mereka beraksi seperti itu. Apakah mereka ingin di puji??? Lantas siapa yang akan memuji mereka??? Apakah mereka ingin tenar??? Siapa pula yang akan membuat mereka tenar. Mata yang masih mengantuk kembali terdorong untuk tidur.
Bangun pagi, saya terlambat bangun. Ketika keluar warnet, saya melihat sebagian dari mereka sedang minum di bawah pohon, sambil duduk diatas fondasi pagar kampus. Sebagian lagi dari mereka rupanya menahan kendaraan yang lewat kemudian memajaknya. Dan saya hanya bisa menyaksikan dari jauh ketika sopir angkot yang baru saja keluar untuk mencari rejeki dipajak oleh mereka. Kejadian itu terus berlangsung sampai waktu menunjukan hampir pukul 7. Sebelumnya, salah seorang teman sempat menghubungi pihak kepolisian bahwa disekitar gerbang dua Kampus Baru sedang terjadi pemalakan terhadap kendaraan yang lewat. Ada apa dengan kejadian ini??? Mengapa persoalan premanisme ini tidak bisa dihapuskan oleh mereka yang punya kewenangan untuk menanganinya??? Apa memang tidak bisa di tanggulangi??? Begitu banyak penyakit-penyakit masyarakat yang harus diberantas, namun tidak ada realisasi dari pemberantasan itu.
Pemberantasan itu hanyalah sebatas konsep yang nampaknya sebagian orang menganggapnya sesuatu yang basi. Kita sudah cukup bosan dengan janji-janji yang telah dikemukakan oleh pihak-pihak yang punya kewenangan. Kita butuh realisasi. Pemberantasan terhadap penyakit-penyakit sosial harus segera ditanggulangi. Maka sebagai bentuk keprithatinan terhadap kondisi ini, saya akan sedikit memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak yang punya kewenangan sebagai pengambil kebijakan.
Adapun saran-saran saya adalah sebagai berikut:
1. Mestinya, pengambil kebijakan dengan cepat mengambil respon terhadap keluhan-keluhan masyarakat. Diantara keresahan masyarakat adalah tindakan premanisme. Oleh karena itu, premanisme ini harus secepatnya diberantas agar tidak menjadi penyakit yang semakin parah dimasyarakat.
2. Ketegasan dari pihak kepolisian untuk menanggulangi penyakit masyarakat yang satu ini. Sebagian dari masyarakat termasuk juga saya justru menduga bahwa kemungkinan ada kerjasama antara pihak kepolisian dengan para preman ini. Polisi memiliki kekuatan hukum untuk menghentikan premanisme. Tapi sampai sekarang premanisme masih terus berlanjt. Dan itu dimana-mana.
3. Harus ada keterlibatan dari pihak tokoh masyarakat, pemuda dan karang taruna serta pemerintah dalam perbaikan moral anak bangsa. Peran orang tua sangat besar dalam pembinaan karakter sang anak.
4. Hendaknya ada penambahan beban studi pendidikan agama dan pendidikan moral kepada sekolah-sekolah serta perguruan tinggi.
5. Harus ada kesadaran penuh dari pihak pemuda, sebagai generasi muda penerus bangsa untuk bangkit, merubah paradigma berpikir, dari sifat-sifat yang merugikan orang lain menjadi sifat-sifat yang memberikan manfaat kepada orang lain.

Demikian mungkin masukan dari saya. Semoga kita semua jauh dari sifat-sifat yang merugikan orang lain.


11.05.2008

Dinamika 5 November '08

Hari ini adalah hari yang indah, hari yang penuh dinamika. Hari dimana kesabaran saya diuji. Hari dimana saya harus berhadapan dengan hal-hal yang disatu sisi cukup menyenangkan, tapi disisi lain cukup membuat hati sedikit emosi dan harus berusaha memendam gejolak hati untuk marah. Harus menahan gejolak hati untuk mengeluarkan kata-kata yang dapat membuat orang tersinggung. Ada beberapa hal yang terlewati hari ini, yang cukup menyenangkan.

Yang pertama adalah bahwa saya ada sedikit semangat untuk kembali melanjtkan hal urgen yang sempat tidak terpikirkan. Hal yang saya maksudkan adalah Tugas Akhir. Saya kembali bersemangat untuk melakukan konsultasi judul kepada calon pembimbing. Walaupun saya tidak berhasil bertemu karana beliau sedang ada agenda lain yang nampaknya tidak bisa diganggu.
Hal lain yang menyenangkan adalah bahwa saya dapat informasi kalau keinginan saya untuk mendapatkan apa yang saya inginkan disetujui. Tetapi masih butuh waktu yang cukup lama untuk mendapatkannya. Dan mesti harus bersabar.

Lalu apa yang menyenangkan???
Diantara hal yang tidak menyenangkan adalah bahwa saya harus banyak mengabaikan tugas-tugas dan hal-hal penting yang harus saya lakukan akibat harus menjaga warnet sampai berjam-jam. Terkadang dari pagi sampai sore, atau dari siang sampai malam. Sehingga waktu luang untuk mengerjakan hal-hal penting itu menjadi kurang. Yang paling tidak menyenagkan lagi, bahwa saya sudah tidak mengikuti beberapa ta'lim yang diadakan dimasjid2 dekat saya. Dalam satu pekan, mestinya ta'lim itu sebanyak 4 - 5 kali, saat ini saya tidak bisa mengikuti karena saya harus menjaga warnet sampai berjam-jam. Ada teman, tapi dia memang untuk menemani saja bebrapa saat sampai operator asli pulang. Tentu saja, saya tidak bisa menghalangi dia untuk mengikuti ta'lim. Bagaimana tanggapam pembaca???

Hal lain adalah bahwa saya harus ujian esok hari. Tugas belum dibuat. Rutinitas di warnet yang jadwalnya tidak teratur menyebabkan banyak hal yang terabaikan memang. Akibat mata yang sudah sedikit loyo, sehingga mata ini seolah-olah tidak bisa lagi untuk belajar. Tidak bisa lagi melanjutkan aktivitas belajar. Tapi diusakan untuk belajar. Ternyata, tiba dikamar saya tidak mendapatkan buku saya itu. Saya nggak tahu apakah ada yang memindahkan buku saya itu. Tapi nampaknya mungkin memang kelupaan dan kekhilafan saya sehingga nggak tahu dimana simpannya. Ternyata, buku itu tersimpan didalam lemari.
Dilain pihak, saya dihadapkan dengan tugas sebagai koordinator asisten. Saya harus buat dan mengurus agar praktikum berjalan dengan baik. Tanpa ada hambatan sedikitpun. Tetapi, karena jarangnya masuk kampus, sehingga sampai saat ini urusan itu belum beres. Saya harus membuat tambahan praktikum.
Tugas lain yang juga terabaikan adalah privat. Sudah beberapa malam saya tidak masuk.
Lalu bagaimana solusinya???
Saya butuh masukan dan sarandari pembaca sekalian. Terima kasih atas masukannya.



10.31.2008

Praktikum Elektronika Dasar

Mestinya, saat ini sedang sibuk-sibuknya pelaksanaan praktikum baik di lab dasar maupun di Lab lanjut. Mid semester sudah dimulai. Tapi praktikum belum ada yang dimulai. Fisika Dasar, belum praktikum. Eksperimen, Komputasi, juga elektronika belum mulai praktikumnya. Kebetulan, saya diamanahkan untuk menangani praktikum elektronika dasar I. Sudah 1 tahun ini, amanah itu saya dapatkan. Dan ternyata, masih banyak hal yang tidak beres yang saya lakukan.

Biasanya, jumlah percobaan elektronika Dasar I adalah 6 percobaan. Tetapi, di semester ini saya di perintahkan oleh Pak Dosen untuk menambahkan 1 percobaan lagi. Sehingga ada sebuah tanggung jawab lagi yang harus saya lakukan yaitu membuat penuntun praktikum. Ini dia masalahnya. Kalau dalam hal pembuatan seperti ini, biasanya saya ragu dengan hasil yang saya buat. Jangan sampaj tidak sesuai dan sejalan dengan teorema yang telah ada. Apalagi ini harus berdasarkan analisis. Makanya saya ragu-ragu. Sampai saat ini penuntun itu belum kelar. Tapi insya Allah senin sudah bisa dikonsultasikan. Padahal, kepala Lab lanjutan sudah memanggil untuk perbanyakan penuntun.
Selain masalah ini, ternyata asisten perlu ditambah lagi. Beberapa asisten telah sarjana. Terpaksa mahasiswa angkatan 2006 yang dipanggil sebagian. Padahal, biasanya juga yang menjadi asisten elektronika untuk saat ini adalah angkatan 2004 dan 2005.
Sementara dilain pihak, praktikan sudah sering menanyakan, kapan praktikum akan dimulai. Ya...., saya cuman bisa katakan insya Allah 1 atau 2 pekan kedepan praktikum akan segera dimulai.



10.30.2008

Dinamika Praktikum

Praktikum merupakan bagian dari mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Dia merupakan kuliah yang dilaksanakan di Laboratorium. Dan untuk penanganan seluruh praktikum ilmu dasar, semuanya ditampung di UPT laboratorium dasar. Salah satu mata kuliah yang dipraktikumkan adalah mata kuliah Fisika Dasar. Dan pelaksanaan praktikumnya di Laboratorium dasar Fisika.
Ada yang cukup aneh nampaknya di praktikum Fisika Dasar tahun ini. Kurang tahu juga di Biologi dan Kimia Dasar. Yang cuma saya ketahui adalah di Lab Fisika Dasar karena saya juga sering kegedung itu. Apa yang aneh??? Mungkin juga tidak aneh sih. Biasanya, setiap praktikum untuk seluruh Fakultas yang memprogramkan Fisika Dasar maupun Fisika Dasar 1 dan 2 selalu di Lab Dasar Fisika. Kecuali Fakultas Tekhnik. Tetapi untuk tahun ini rupanya itu tidak lagi terjadi. Fakultas pertanian yang biasa praktek di Lab Fisika Dasar dan selalu jumlah program studinya banyak, tidak lagi melakukan praktikum di Lab Dasar. Apa penyebab ini terjadi? Wallahu'alam, saya juga belum tahu penyebabnya. Tetapi ada kemungkinan karena pelayanan yang tidak maksimal dari pihak laboratorium. Keterlambatan dalam pelaksanaan praktikum menyebabkan banyak keluhan. Ada beberapa pihak yang dirugikan. dan tentu saja yang paling besar dirugikan disana adalah mahasiswa baru. Keterlambatan menyebabkan mereka tidak bisa mengikuti seluruh percobaan. Ini berimbas pada kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap apa yang telah dipelajari. Disamping mahasiswa, pihak asisten pun juga dirugikan. Mestinya, mereka membimbing lebih banyak yang berarti honornya juga banyak. Tetapi karena keterlambatan, mereka hanya membimbing beberapa kali saja. Akhirnya, honor yang didapatpun sedikit. Yang jelas, sesuatu yang tidak dikelola secara tidak teratur dapat berimbas kepada ketidakteraturan pula.


10.28.2008

Menarik Juga ya

Kayaknya judulnya tidak seru ya. Tapi nda apalah. Posting aja. Mau bagus atau tidak tidak masalah yang jelas postingan ini bisa kelar dan terbaca. Apa sebenarnya yang menarik yang ingin saya katakan???
1. Beberapa hari yang lalu, Pimpinan warnet mendapat undangan untuk mengikuti Seminar dan Workshop tentang Free Open Source Software. Menariknya adalah saya diutus untuk mengikuti seminar dan workshop ini. Barusan kali ini saya mengikuti acara workshop dan seminar besar seperti ini.
Apalagi terkait dengan Open source. Gratis lagi. Setelah itu diberikan tas dan baju. Selain baju dan tas ternyata juga diberikan dengan master Linux. Waw.... seru juga ya. Sudah gratis, dapat kaset, dan yang lebih serunya lagi buat saya, bisa instal Zancafe dan Blankon3. Menarik dan seru bukan????
2. Beberapa hari yang lalu juga (Tanggal 25-10-2008) saya berhasil kumpul sebagian teman-teman untuk membentuk Forum baru. Sekalian membicarakan kenapa lembaga itu kita dirikan. Kumpulan orang-orang cerdasnya mahasiswa Pasir Putih. Walaupun tidak semua. Kami memberntuk lembaga baru yang independen dan tidak terikat oleh lembaga yang telah ada. Ini salah satunya disebabkan karena mandegnya kinerja organisasi yang telah ada atas nama daerah saya. Apa yang menarik???? Nampaknya tidak ada pula yang menarik. Tidak apa-apa.
3. Apalagi ya. Kayaknya sudah tidak ada lagi deh.

10.17.2008

Tersesat Di Bandung

Kisah tersesat juga saya dapatkan di Bandung. Saat itu, sedang ada Munaslub Ihamafi di PJKA. Nda tahu juga PJKA itu apa kepanjangngannya. Yang jelas itu tempat penginapan. Malam itu, saya mendapat kontak dari seorang peserta Munaslub agar hadir di acara tersebut. Sekalian perpisahan katanya. Waktu sudah menunjukan pukul setengah 9 kurang lebih. Sebenarnya, saat itu saya tidak punya keinginan untuk pergi. Tetapi karena ada ajakan sekaligus undangan itu, maka saya pun memanggil teman untuk pergi walaupun mata sudah mengantuk.
Sebenarnya, jarak antara Kampus ITB dengan PJKA sebenarnya tidak terlalu jauh. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tetapi karena kami ingin cepat sampai, maka kami pun naik angkot. Ternyata, saat sampai pembelokan menuju kearah PJKA, saya tidak menyuruh sopir berhenti. Saya punya dugaan saat itu bahwa jalan yang menuju keatas di PJKA itu adalah jalur yang dilewati oleh angkot yang saya tumpangi. Ternyata bukan. Hingga terus keatas, tidak tahu didaerah mana. Daripada jauh lagi, mending turun aja. Mumpung belum jauh. Maka kami turun dipersimpangan. saya kira persimpangan itu merupakan jalur kebawahnya PJKA. Ternyata bukan. Semakin jauh kaki melangkah kejalan itu, maka nampaknya semakin jauh saja kami dengan PJKA. Rupanya, jalan yang kami tempuh itu melewati Universitas Khatolik Phayarangan. Pokoknya, saya sama sekali tidak tahu apakah jalan itu dekat dengan PJKA atau ITB. Yang jelas, kami terus-terusan jalan menuju keatas. Ternyata jalan yang kami lalui merupakan jalan pendakian. Karena tidak menemukan PJKA di Jalur itu, maka kami kembali kebelakang. Lewat di jalan yang sama. Sudah cukup jauh kami melangkah rupanya. Akhirnya kami bertanya kepada sopir Becak kalau nda salah letak PJKA atau Kampus ITB dibagian mana. PJKA dia tidak tahu. Tetapi ITB dia katakan cukup jauh dibelakang sana. kata sopir becaj Sambil menunjukan jarinya. Kami memutuskan untuk pulang. Pulangnya, kami naik taksi. Sebelum kami naik, kami bertanya dimana letak PJKA. Dia juga nampaknya tidak tahu. Wallahu'alam apakah emang dia tidak tahu atau disengajakan tidak tahu. Kamipun naik taksi. Melewati jalur yang dilewati ketika naik angkot. Sesampai di persimpangan yang dekat dengan PJKA itu, saya tidak menyuruh sopir taxi untuk minggir. Karena saya mengira saat itu dia sudah mengetahui jalur yang cepat. Begitulah orang yang tidak tahu. Banyak meduga aja. sesampai di depan Kampus ITB, taxi mau berputar lagi keatas. Karena kami pikir si Sopir ini udah menempuh jalur yang salah dan dengan sengaja memperlambat laju mobilnya, maka kami langsung berhenti didepan Kampus. Setelah melihat tarif, ternyata cukup gede juga. Sekitar 11.700 rupiah kalau nda salah saat itu. Teman saya mengeluarkan uangnya dan memberikan uangnya sebanyak 10.000. Pak Sopir berkata kurang, tapi teman tidak menerima karena sudah diputar-putarkan sehingga argo taxi juga bertambah lama. Saya hanya mengucapkan terima kasih kepadanya.


Tersesat di Jakarta



Ini adalah sebuah kisah perjalanan hidup saya yang mungkin tidak menarik menurut sebagian orang. Tetapi saya anggap kisah saya ini adalah kisah yang cukup menarik dan bisa saya jadikan pelajaran tentang bagaimana peran dan pentingnya sebuah ilmu dalam melaksanakan dan menghadapi berbagai fenomena dan liku-liku kehidupan.
Kisah ini bermula ketika saya dan seorang teman pulang dari Bandung menuju Jakarta setelah mengikuti kegiatan disana. Sebelum saya melanjutkan kisah tersesat di Jakarta ini, maka saya akan sedikit menceritakanbagaimana bisa sampai kejakarta dan Bandung serta bagaimana kesananya.


Kira-kira akhir februari 2007, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti sebuah kegiatan ilmiah di Bandung. Saat itu, saya menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Fisika. Bersama dengan seorang teman, kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dan alhamdulillah, rupanya ada kemudahan dalam pengurusannya. Kami mendapatkan dana Transportasi keberangkatan dari fakultas dengan menggunakan pesawat. Mungkin karena kekuatan lobi, atau karena memang hak kami untuk mendapatkan dana itu, saya juga belum bisa pastikan. Biasanya, cerita dari senior-senior bahwa untuk mendapatkan dana seperti itu, sangat susah. Maka persiapan keberangkatan pun dimulai. Baik pembelian tiket, persiapan barang0barang yang dibawa serta hal-hal penting lain yang menjadi kebutuhan saat keberangkatan. Saya dengan teman ini, tidak ada yang memiliki pengalaman keluar kota seperti ini. Apalagi kedaerah Jawa. Mungkin dahulu, itu hanya sebatas mimpi. Ternyata, saat itu mimpi kami menjadi kenyataan. Alhamdulillah, kemudahan kami dapatkan dalam keberangkatan. Sampai dbandara Cingkareng, kami dijemput oleh saudara sepupu yang kuliah di Jakarta. Dan untuk penginapan selama dijakarta, kami menginap dirumah seorang Bibi yang juga menjadi tempat tinggal sepupu yang menjemput saya itu. Esok harinya, kami berangkat kebandung dengan menggunakan Bis. Mula-mula, kami menuju ke terminal Rambutan untuk mencari bis yang ke Bandung. Sekitar hampir setengah jam menunggu, akhirnya Bis pun berangkat menuju Bandung.
Perjalanan dari terminal Rambutan ke Bandung daat itu kurang lebih sekitar 3 jam. Di Bandung, Bis berhenti di Terminal Leuwi Panjang. Kota Bandung barusan di Injak. Saat itu sedang dilaksanakan Shalat Jum'at di mesjid terminal. Maka kami pun melaksanakan shalat jum'at bersama jama'ah yang lainnya. Tidak ada kenalan disana. Hanya sebelumnya kami dijanji akan dijemput oleh Panitia. Hampir 2 jam kami menunggu, Jemputanpun tiba. Kami segera menuju Kampus ITB untuk melakukan Registrasi. Oh ya terlupakan. Saat itu kami mengikuti LKIMFN yang merupakan rangkaian dari Nawaksara.
Beberapa hari di Bandung, saatnya pulang karena kegiatannya telah selesai. Saat itu, sebenarnya saya masih ingin menikmati kota Bandung. tetapi karena harus ada kepentingan lain yang harus diselesaikan, maka keinginan untuk bertahan itu dihilangkan. Hampir satu pekan, kami di Bandung. Pada hari kamis, kami berangkat menuju Jakarta. sekitar pukul 07 lewat, kami star dari Kampus ITB menuju Terminal dengan diantar oleh Panitia. Sampai di Terminal, kami mencari oleh-oleh yang akan dibawahkan untuk rekan-rekan. Sekitar pukul 09.00 atau lewat sedikit, mobil berjalan perlahan-lahan menuju Jakarta. Saat itu, tuuan akhir Bis adalah termianal Rambutan. Tanpa terasa, Kota Jakarta sudah masuk. Kemacetan lalu lintas sudah mulai nampak. Karena ada kemacetan-kemacetan seperti itu, maka perjalanan dari Bandung ke terminal Rambutan yang sebelumnya hanya sekitar 3 jam menjadi lebih kurang 4 jam.
Sampai diterminal Rambutan, saya mencari mobil yang menuju ke Lebak Bulus. Padahal, ada yang melewati alamat tempat nginap yaitu dengan menggunakan metro mini. Karena saat itu kontak dengan sepupu belum terbalas, maka kamipun bertanya kepada orang-orang di terminal rambutan tentang mobil mana yang menuju ke Lebak Bulus. Orang yang kemi tanya kemudian menunjukan kepada kami Bis yang harus kami tumpangi. sampai di terminal Lebak Bulus, saya tidak tahu dimana saya harus turun. Diterminal atau dimana. Saya nggak tahu. terus terang aja saya nggak tahu tentang daerah jakarta saat itu. Bahkan sampai saat inipun saya tidak tahu. Akhirnya, kami turun dipersimpangan. Saya nggak tahu dimana arah jalan-jalan tersebut. Yang cuman saya tahu ada salah satu jalan yang menuju ke Kampus UIN Jakarta. Kontak dengan saudara sepupu sudah terhubung. Dia kemudian menjelaskan kepada kami mobil yang harus kami tumpangi untuk menuju Kali deres. Kali deres itupun saya tidak tahu dibagian mana. Nomor mobil ditunjukan. Katanya sih saat itu bisa juga naik mikrolet. Tapi kami belum memutuskan harus naik mikrolet atau bis. Lapar menyerang. Kebetulan disamping jalan ada Warung makan. Maka kamipun makan terlebih dahulu sekalian melepaskan lelah. Saya berpikir, saat itu kami benar-benar tersesat. Tidak tahu arah dan tujuan Bis. Kekhawatiran saya saat itu, jangan sampai saya naik mobil di Jalur yang salah. sehingga kami akan benar-benar tersesat. Makanya saat itu, kami mencari informasi jalur-jalur yang harus dilewati.
Akhirnya, kami dapat kemudahan lagi. Alhamdulillah. Saudara sepupu datang menjemput dengan menggunakan motor. Sebelumnya dia tidak bisa keluar rumah karena hujan lebat terjadi diperumahan tempat tinggalnya. Ternyata alamat yang kami tuju adalah ITC Permata Hijau. Sesampainya didaerah itu, kamipun turun. Dan Alhamdulillah tidak tersesat lebih jauh. Tetapi, sebenarnya saya punya keyakinan bahwa saya akan bisa sampai ketujuan saya.
Dari kejadia itu, ada beberapa pelajaran yang terpikir dibenak saya untuk diperbaiki kedepannya jika ada dalam hal dan keadaan yang sama antara lain:
1. Harus memiliki alamat tempat tujuan yang jelas dengan nomor-nomornya.
2. Banyak bertanya kepada yang lebih tahu keadaan suatu daerah adalah hal yang mesti dilakukan juga agar ada contoh-contoh jalan atau cara yang harus dilakukan ketika melakukan perjalanan seperti itu.
3. Harus mengetahui Jalur-jalur kendaraan bermotor yang ditumpangi.
4. Orang yang tidak berilmu, dia akan kesusahan untuk mencapai tujuannya. Bisa jadi dia akan tersesat. Makanya berilmu sebelum berbuat dan beramal adalah hal yang harus dilakukan juga dalam menjalankan agama agar tidak menempuh jalan-jalan yang dapat menyesatkan.

Demikian sekelumit perjalana saya di Kota Metropolitan. Walaupun tidak banyak hal yang diketahui, paling tidak ada pelajaran yang dapat diambil.

9.26.2008

Kehabisan Tiket

Rutinitas pulang kampung merupakan rutinitas mahasiswa ketika lebaran tiba. Demikian juga mahasiswa di Unhalu. Tidak ketinggalan, sayapun demikian. Ingin pulang kampung. Keinginan untuk pulang ini sebenarnya sudah lama terencanakan. Tetapi karena masih ada aktivitas lain, sehingga keinginan untuk pulang itu menjadi tertunda. Padahal, semestinya Salah seorang dosen saya ingin ikut bersama saya meninjau keadaan tenaga surya yang tidak terpakai. Siapa tahu, banyak yang bisa dimanfaatkan. Karena aktivitas ini, sehingga banyak hal yang tertunda. Masuk kampus jarang, pulang kamar jarang, ketemu teman-teman jarang, mengajar jarang. Pokoknya aktivitas yang satu ini cukup membuat banyak aktivitas yang tertunda. Tetapi, tidak ada masalah.
Siang ini, sya berencana untuk membeli tiket kapal Sagori Ekspress untuk pulang kampung. Maka sekitar pukul 114.00 kurang, seorang teman yang kebetulan menggunakan motor mengajak untuk pergi beli tiket. Sebelumnya saya menolak, karena tidak bawa duit. Tetapi karena teman ini meminjamkan dahulu, maka sayapun ikut. Ketempat beli tiket, dengan menggunakan motor memakan waktu kurang lebih 20 an menit. Sedangkan kalau untuk naik angkutan kota, maka waktu yang digunakan sekitar 40 menit lebih.
Tiba dilokasi pembelian tiket, ternyata tidak banyak yang antrian. Maka ketika giliran saya, saya kemudian menanyakan apakah masih ada tiket untuk besok. Ternyata, jawabannya adalah yang ada tinggal untuk VIP. waw... Mau ambil yang VIP, kayak Bos aja kita. Ini bukan caleg atau bos yang masih berduit. Tapi ini cuman mahasiswa. Kalau mau naik VIP maka uang kantong jadi habis deh. Tiket yang masih ada adalah hari ahad sore. Masih lama lagi. Akhirnya, pulang tanpa membawa tiket. Kesimpulan selanjutnya adalah pulang kampung dengan menggunakan kapal Very. Tidak ada masalah. Yang penting insya Allah tiba dikampung dengan selamat walau harus berjubel dengan penumpang lain.
Enjoy... Aja