Akhirnya, Dilema tentang pelaksanaan OSPEK buat mahasiswa baru diFMIPA terjawab sudah. Setelah kemarin (21/08/08) pihak BEM, HMJ/HMPS serta dihadiri birokrasi Fakultas (Dekan) mengadakan rapat khusus untuk membicarakan pelaksanaan OSPEK ini dengan sebuah keputusan Final, OSPEK di MIPA ditiadakan. Padahal, seyogianya ospek secara serentak di UNHALU akan dilaksanakan paa hari ini (22/08/08). Tentu saja, hasil keputusan rapat di FMIPA ini menimbulkan berbagai tanggapan dan kritikan buat BEM MIPA Khususnya dan seluruh elemen-elemen penting di Fakultas pada umumnya (lembaga-lembaga lainnya).
Yang menjadi pertanyaan, apa sebenarnya yang menyebabkan OSPEK di MIPA ditiadakan. pertanyaan seperti ini muncul dari hampir semua mahasiswa MIPA yang tidak mengikuti musyawarah kesepakatan kemarin. Ada apa sebenarnya.
Memang, sehari sebelumnya dilema ini sudah muncul. Sebenarnya ada sebuah kesalahan yang cukup fatal yang terjadi, dimana tidak ada persiapan khusus dan matang dari BEM sebagai panitia pelaksana Ospek. Ini diperjelas dengan tidak adanya SK panitia yang dikeluarkan oleh BEM. Sehingga hal ini dibaca oleh baik oleh HMJ/HMPS kenapa ini bisa terjadi. Kok kegiatan yang membutuhkan persiapan yang cukup besar tidak dilakukan persiapan sebelumnya. Emang sih, beberapa hari sebelum pelaksanaan OSPEK ini telah diadakan rapat untuk pembentukan panitia. Tetapi, tidak ada kejelasan dan kepastian siapa yang menjadi ketua OSPEK. Nampaknya saat itu tidak ada yang berani menjadi ketua ospek.
Pada hari rabu, terjadi sedikit kontradiksi antara panitia dari BEM yang terbentuk (yang tanpa SK) dengan pengurus HMJ Kesmas, dimana dari kalangan BEM menginginkan agar seluruh peserta ospek berkumpul di salah satu ruangan untuk disampaikan beberapa hal terkait dengan persiapan OSPEK. Ternyata, salah satu HMPS (Kesmas) tidak mau mengikuti ajakan seksi Acara panitia yang dibentuk BEM untuk berkumpul tersebut dengan alasan bahwa Ospek harus dikembalikan keprogram studi masing-masing (mungkin ada juga alasan lain). Keadaan ini memicu emosi dari HMJ Fisika. Mereka kemudian memanggil seluruh mahasiswa baru fisika yang telah dikumpul oleh panitia agar keluar dari ruangan. Lalu mereka dikumpul diruangan kuliah Fisika untuk diberikan arahan-arahan. lobi-lobi kemudian dilakukan oleh panitia kepada HMJ Fisika dan Kesmas. Fisika, tetap berpegang pada satu prinsip bahwa jika kesehatan masyarakat tidak naik keatas (ruangan berkumpul) maka HMJ fisika pun tidak akan naik untuk mengikuti anjuran dan instruksi-instruksi panitia terkait dengan pelaksanaan Ospek. Komunikasi pun dilakukan oleh panitia dengan HMJ, juga HMJ terus komunikasi dengan senior-senior mereka tentang bagaimana menyikapi masalah ini.
Sore harinya, kembali BEM mengadakan pertemuan yang kemudian disepakati ketua panitia. Namun, kesepakatan terkait dengan siapa yang menagnai OSPEK ini apakah dikembalikan ke program studi masing-masing atau di ambil alih oleh panitia dari BEM fakultas sebagaimana kebiasaan sebelumnya. Tidak ada kesepakatan untuk masalah ini, sampai kemarin (21/08/2008) kembali diadakan pertemuan bersama dekan dan disepakati OSPEK ditiadakan.
Siapa yang rugi dari kenyataan ini? Apakah mahasiswa baru, HMJ/HMPS atau BEM? Wallahua'alam. Yang jelas, mesti orang-orang penting di MIPA harus merasa bahwa ini adalah kegagalan yang cukup besar. Tinggal mengambil pelajaran dari masalah ini. Orang yang bijak adalah orang yang mampu belajar dari kegagalan yang terjadi kemudian berusaha dan termotivasi untuk menuju perbaikan kearah yang lebih baik kedepan. Orang yang benar-benar gagal bukanlah orang yang gagal hari ini lalu berusaha memperbaiki dan mencari penyebab kegagalan serta mencari solisinya, tetapi orang yang gagal adalah orang yang putus asa dengan kegagalan yang telah dilakukannya.
Yang menjadi pertanyaan, apa sebenarnya yang menyebabkan OSPEK di MIPA ditiadakan. pertanyaan seperti ini muncul dari hampir semua mahasiswa MIPA yang tidak mengikuti musyawarah kesepakatan kemarin. Ada apa sebenarnya.
Memang, sehari sebelumnya dilema ini sudah muncul. Sebenarnya ada sebuah kesalahan yang cukup fatal yang terjadi, dimana tidak ada persiapan khusus dan matang dari BEM sebagai panitia pelaksana Ospek. Ini diperjelas dengan tidak adanya SK panitia yang dikeluarkan oleh BEM. Sehingga hal ini dibaca oleh baik oleh HMJ/HMPS kenapa ini bisa terjadi. Kok kegiatan yang membutuhkan persiapan yang cukup besar tidak dilakukan persiapan sebelumnya. Emang sih, beberapa hari sebelum pelaksanaan OSPEK ini telah diadakan rapat untuk pembentukan panitia. Tetapi, tidak ada kejelasan dan kepastian siapa yang menjadi ketua OSPEK. Nampaknya saat itu tidak ada yang berani menjadi ketua ospek.
Pada hari rabu, terjadi sedikit kontradiksi antara panitia dari BEM yang terbentuk (yang tanpa SK) dengan pengurus HMJ Kesmas, dimana dari kalangan BEM menginginkan agar seluruh peserta ospek berkumpul di salah satu ruangan untuk disampaikan beberapa hal terkait dengan persiapan OSPEK. Ternyata, salah satu HMPS (Kesmas) tidak mau mengikuti ajakan seksi Acara panitia yang dibentuk BEM untuk berkumpul tersebut dengan alasan bahwa Ospek harus dikembalikan keprogram studi masing-masing (mungkin ada juga alasan lain). Keadaan ini memicu emosi dari HMJ Fisika. Mereka kemudian memanggil seluruh mahasiswa baru fisika yang telah dikumpul oleh panitia agar keluar dari ruangan. Lalu mereka dikumpul diruangan kuliah Fisika untuk diberikan arahan-arahan. lobi-lobi kemudian dilakukan oleh panitia kepada HMJ Fisika dan Kesmas. Fisika, tetap berpegang pada satu prinsip bahwa jika kesehatan masyarakat tidak naik keatas (ruangan berkumpul) maka HMJ fisika pun tidak akan naik untuk mengikuti anjuran dan instruksi-instruksi panitia terkait dengan pelaksanaan Ospek. Komunikasi pun dilakukan oleh panitia dengan HMJ, juga HMJ terus komunikasi dengan senior-senior mereka tentang bagaimana menyikapi masalah ini.
Sore harinya, kembali BEM mengadakan pertemuan yang kemudian disepakati ketua panitia. Namun, kesepakatan terkait dengan siapa yang menagnai OSPEK ini apakah dikembalikan ke program studi masing-masing atau di ambil alih oleh panitia dari BEM fakultas sebagaimana kebiasaan sebelumnya. Tidak ada kesepakatan untuk masalah ini, sampai kemarin (21/08/2008) kembali diadakan pertemuan bersama dekan dan disepakati OSPEK ditiadakan.
Siapa yang rugi dari kenyataan ini? Apakah mahasiswa baru, HMJ/HMPS atau BEM? Wallahua'alam. Yang jelas, mesti orang-orang penting di MIPA harus merasa bahwa ini adalah kegagalan yang cukup besar. Tinggal mengambil pelajaran dari masalah ini. Orang yang bijak adalah orang yang mampu belajar dari kegagalan yang terjadi kemudian berusaha dan termotivasi untuk menuju perbaikan kearah yang lebih baik kedepan. Orang yang benar-benar gagal bukanlah orang yang gagal hari ini lalu berusaha memperbaiki dan mencari penyebab kegagalan serta mencari solisinya, tetapi orang yang gagal adalah orang yang putus asa dengan kegagalan yang telah dilakukannya.
0 komentar:
Posting Komentar