11.06.2008

Preman-Preman itu beraksi lagi

Tulisan ini merupakan kenyataan yang terjadi tadi malam. Dimana aktivitas preman yang saya saksikan berlangsung sampai di pagi hari. Kemudian terus berlanjut dengan aktivitas minum-minuman keras sampai di siang hari.

Ceritanya seperti ini:

Tadi malam, seperti biasa saya menjaga warnet. Aktivitas ini terus berlanjut sampai waktu menunjukan pukul 12.00 WITA atau lewat sedikit. Semestinya, jam seperti ini saya sudah tidur kalau berada di kamar. Tetapi karena saya ada di Warnet, maka saya belum tidur. Dan bagadangnya saya ini sebenarnya cukup beralasan. Dimana, saya harus menyelesaikan penuntun Praktikum Elektronika Dasar I yang telah lama tertunda. Maka sayapun mencoba menahan rasa ngantuk. Sambil berusaha mencari referensi untuk Landasan Teori Penuntun serta Prosedur Percobaan. Karena ada rasa kangen sama teman, maka saya menghubunginya untuk kembali berbagi cerita sampai waktu hampir mendekati pukul 01 Wita. Karena saya ahrus mengejar agar penuntun itu harus selesai dan sudah bisa di perbanyak esok paginya, maka saya menghentikan cerita-cerita sama teman dan melanjutkan tugas membuat penuntun.

Sekitar pukul 3, penuntun itu selesai di buat dan telah selesai di print. Niatan saya adalah tidur di Pondok Masjid (tempat tinggal Ikhwah pengurus Mesjid) sebagaimana yang biasa saya lakukan. Sayapun membuka pintu setelah lampu saya matikan. Sebelum pintu terbuka lebar, saya mendengar ada suara banyak orang di luar. Sayapun ngintip dikaca jendela. Ternyata preman-preman itu lagi mulai lagi beraksi. Mereka sedang menahan sebuah taksi yang lewat. Saya juga tidak tahu apa yang mereka perbuat kepada sopir taksi. Sebagian dari mereka sedang menutup pintu pagar kampus. Juga ada salah seorang dari mereka yang memegang parang yang cukup panjang. Entahlah. Saya juga tidak tahu apa yang mereka inginkan. Karena saya tidak ingin di sibukkan dengan melihat aktifitas mereka, dan juga mata yang mengantuk, maka sayapun tidur di warnet. Mengurungkan niat untuk tidur di Pondok. Khawatir aja, jangan sampai ditahan diluar dan di panggil untuk minum bersama mereka. Beberapa menit kemudian, saya kembali melihat mereka membawa dan memegang botol minuman keras. Beberapa orang juga datang sehingga jumlah mereka semakin banyak. Udah... Saya tidak mau terganggu oleh mereka. Mata sudah tidak mau lagi kompromi. Ngantuk. Maka saya pun tidur.
Sekitar pukul 04, saya kembali terbangun oleh teriakan para preman itu. Maka saya kembali menengok lewat jendela. Saya melihat apa yang mereka lakukan. mereka sedang duduk bersila sambil meminum-minuman keras. Heran juga ya...... Apa sih yang mereka inginkan. Apa ya yang mereka rasakan ketika mereka beraksi seperti itu. Apakah mereka ingin di puji??? Lantas siapa yang akan memuji mereka??? Apakah mereka ingin tenar??? Siapa pula yang akan membuat mereka tenar. Mata yang masih mengantuk kembali terdorong untuk tidur.
Bangun pagi, saya terlambat bangun. Ketika keluar warnet, saya melihat sebagian dari mereka sedang minum di bawah pohon, sambil duduk diatas fondasi pagar kampus. Sebagian lagi dari mereka rupanya menahan kendaraan yang lewat kemudian memajaknya. Dan saya hanya bisa menyaksikan dari jauh ketika sopir angkot yang baru saja keluar untuk mencari rejeki dipajak oleh mereka. Kejadian itu terus berlangsung sampai waktu menunjukan hampir pukul 7. Sebelumnya, salah seorang teman sempat menghubungi pihak kepolisian bahwa disekitar gerbang dua Kampus Baru sedang terjadi pemalakan terhadap kendaraan yang lewat. Ada apa dengan kejadian ini??? Mengapa persoalan premanisme ini tidak bisa dihapuskan oleh mereka yang punya kewenangan untuk menanganinya??? Apa memang tidak bisa di tanggulangi??? Begitu banyak penyakit-penyakit masyarakat yang harus diberantas, namun tidak ada realisasi dari pemberantasan itu.
Pemberantasan itu hanyalah sebatas konsep yang nampaknya sebagian orang menganggapnya sesuatu yang basi. Kita sudah cukup bosan dengan janji-janji yang telah dikemukakan oleh pihak-pihak yang punya kewenangan. Kita butuh realisasi. Pemberantasan terhadap penyakit-penyakit sosial harus segera ditanggulangi. Maka sebagai bentuk keprithatinan terhadap kondisi ini, saya akan sedikit memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak yang punya kewenangan sebagai pengambil kebijakan.
Adapun saran-saran saya adalah sebagai berikut:
1. Mestinya, pengambil kebijakan dengan cepat mengambil respon terhadap keluhan-keluhan masyarakat. Diantara keresahan masyarakat adalah tindakan premanisme. Oleh karena itu, premanisme ini harus secepatnya diberantas agar tidak menjadi penyakit yang semakin parah dimasyarakat.
2. Ketegasan dari pihak kepolisian untuk menanggulangi penyakit masyarakat yang satu ini. Sebagian dari masyarakat termasuk juga saya justru menduga bahwa kemungkinan ada kerjasama antara pihak kepolisian dengan para preman ini. Polisi memiliki kekuatan hukum untuk menghentikan premanisme. Tapi sampai sekarang premanisme masih terus berlanjt. Dan itu dimana-mana.
3. Harus ada keterlibatan dari pihak tokoh masyarakat, pemuda dan karang taruna serta pemerintah dalam perbaikan moral anak bangsa. Peran orang tua sangat besar dalam pembinaan karakter sang anak.
4. Hendaknya ada penambahan beban studi pendidikan agama dan pendidikan moral kepada sekolah-sekolah serta perguruan tinggi.
5. Harus ada kesadaran penuh dari pihak pemuda, sebagai generasi muda penerus bangsa untuk bangkit, merubah paradigma berpikir, dari sifat-sifat yang merugikan orang lain menjadi sifat-sifat yang memberikan manfaat kepada orang lain.

Demikian mungkin masukan dari saya. Semoga kita semua jauh dari sifat-sifat yang merugikan orang lain.


0 komentar: