10.31.2008

Praktikum Elektronika Dasar

Mestinya, saat ini sedang sibuk-sibuknya pelaksanaan praktikum baik di lab dasar maupun di Lab lanjut. Mid semester sudah dimulai. Tapi praktikum belum ada yang dimulai. Fisika Dasar, belum praktikum. Eksperimen, Komputasi, juga elektronika belum mulai praktikumnya. Kebetulan, saya diamanahkan untuk menangani praktikum elektronika dasar I. Sudah 1 tahun ini, amanah itu saya dapatkan. Dan ternyata, masih banyak hal yang tidak beres yang saya lakukan.

Biasanya, jumlah percobaan elektronika Dasar I adalah 6 percobaan. Tetapi, di semester ini saya di perintahkan oleh Pak Dosen untuk menambahkan 1 percobaan lagi. Sehingga ada sebuah tanggung jawab lagi yang harus saya lakukan yaitu membuat penuntun praktikum. Ini dia masalahnya. Kalau dalam hal pembuatan seperti ini, biasanya saya ragu dengan hasil yang saya buat. Jangan sampaj tidak sesuai dan sejalan dengan teorema yang telah ada. Apalagi ini harus berdasarkan analisis. Makanya saya ragu-ragu. Sampai saat ini penuntun itu belum kelar. Tapi insya Allah senin sudah bisa dikonsultasikan. Padahal, kepala Lab lanjutan sudah memanggil untuk perbanyakan penuntun.
Selain masalah ini, ternyata asisten perlu ditambah lagi. Beberapa asisten telah sarjana. Terpaksa mahasiswa angkatan 2006 yang dipanggil sebagian. Padahal, biasanya juga yang menjadi asisten elektronika untuk saat ini adalah angkatan 2004 dan 2005.
Sementara dilain pihak, praktikan sudah sering menanyakan, kapan praktikum akan dimulai. Ya...., saya cuman bisa katakan insya Allah 1 atau 2 pekan kedepan praktikum akan segera dimulai.



10.30.2008

Dinamika Praktikum

Praktikum merupakan bagian dari mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Dia merupakan kuliah yang dilaksanakan di Laboratorium. Dan untuk penanganan seluruh praktikum ilmu dasar, semuanya ditampung di UPT laboratorium dasar. Salah satu mata kuliah yang dipraktikumkan adalah mata kuliah Fisika Dasar. Dan pelaksanaan praktikumnya di Laboratorium dasar Fisika.
Ada yang cukup aneh nampaknya di praktikum Fisika Dasar tahun ini. Kurang tahu juga di Biologi dan Kimia Dasar. Yang cuma saya ketahui adalah di Lab Fisika Dasar karena saya juga sering kegedung itu. Apa yang aneh??? Mungkin juga tidak aneh sih. Biasanya, setiap praktikum untuk seluruh Fakultas yang memprogramkan Fisika Dasar maupun Fisika Dasar 1 dan 2 selalu di Lab Dasar Fisika. Kecuali Fakultas Tekhnik. Tetapi untuk tahun ini rupanya itu tidak lagi terjadi. Fakultas pertanian yang biasa praktek di Lab Fisika Dasar dan selalu jumlah program studinya banyak, tidak lagi melakukan praktikum di Lab Dasar. Apa penyebab ini terjadi? Wallahu'alam, saya juga belum tahu penyebabnya. Tetapi ada kemungkinan karena pelayanan yang tidak maksimal dari pihak laboratorium. Keterlambatan dalam pelaksanaan praktikum menyebabkan banyak keluhan. Ada beberapa pihak yang dirugikan. dan tentu saja yang paling besar dirugikan disana adalah mahasiswa baru. Keterlambatan menyebabkan mereka tidak bisa mengikuti seluruh percobaan. Ini berimbas pada kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap apa yang telah dipelajari. Disamping mahasiswa, pihak asisten pun juga dirugikan. Mestinya, mereka membimbing lebih banyak yang berarti honornya juga banyak. Tetapi karena keterlambatan, mereka hanya membimbing beberapa kali saja. Akhirnya, honor yang didapatpun sedikit. Yang jelas, sesuatu yang tidak dikelola secara tidak teratur dapat berimbas kepada ketidakteraturan pula.


10.28.2008

Menarik Juga ya

Kayaknya judulnya tidak seru ya. Tapi nda apalah. Posting aja. Mau bagus atau tidak tidak masalah yang jelas postingan ini bisa kelar dan terbaca. Apa sebenarnya yang menarik yang ingin saya katakan???
1. Beberapa hari yang lalu, Pimpinan warnet mendapat undangan untuk mengikuti Seminar dan Workshop tentang Free Open Source Software. Menariknya adalah saya diutus untuk mengikuti seminar dan workshop ini. Barusan kali ini saya mengikuti acara workshop dan seminar besar seperti ini.
Apalagi terkait dengan Open source. Gratis lagi. Setelah itu diberikan tas dan baju. Selain baju dan tas ternyata juga diberikan dengan master Linux. Waw.... seru juga ya. Sudah gratis, dapat kaset, dan yang lebih serunya lagi buat saya, bisa instal Zancafe dan Blankon3. Menarik dan seru bukan????
2. Beberapa hari yang lalu juga (Tanggal 25-10-2008) saya berhasil kumpul sebagian teman-teman untuk membentuk Forum baru. Sekalian membicarakan kenapa lembaga itu kita dirikan. Kumpulan orang-orang cerdasnya mahasiswa Pasir Putih. Walaupun tidak semua. Kami memberntuk lembaga baru yang independen dan tidak terikat oleh lembaga yang telah ada. Ini salah satunya disebabkan karena mandegnya kinerja organisasi yang telah ada atas nama daerah saya. Apa yang menarik???? Nampaknya tidak ada pula yang menarik. Tidak apa-apa.
3. Apalagi ya. Kayaknya sudah tidak ada lagi deh.

10.17.2008

Tersesat Di Bandung

Kisah tersesat juga saya dapatkan di Bandung. Saat itu, sedang ada Munaslub Ihamafi di PJKA. Nda tahu juga PJKA itu apa kepanjangngannya. Yang jelas itu tempat penginapan. Malam itu, saya mendapat kontak dari seorang peserta Munaslub agar hadir di acara tersebut. Sekalian perpisahan katanya. Waktu sudah menunjukan pukul setengah 9 kurang lebih. Sebenarnya, saat itu saya tidak punya keinginan untuk pergi. Tetapi karena ada ajakan sekaligus undangan itu, maka saya pun memanggil teman untuk pergi walaupun mata sudah mengantuk.
Sebenarnya, jarak antara Kampus ITB dengan PJKA sebenarnya tidak terlalu jauh. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tetapi karena kami ingin cepat sampai, maka kami pun naik angkot. Ternyata, saat sampai pembelokan menuju kearah PJKA, saya tidak menyuruh sopir berhenti. Saya punya dugaan saat itu bahwa jalan yang menuju keatas di PJKA itu adalah jalur yang dilewati oleh angkot yang saya tumpangi. Ternyata bukan. Hingga terus keatas, tidak tahu didaerah mana. Daripada jauh lagi, mending turun aja. Mumpung belum jauh. Maka kami turun dipersimpangan. saya kira persimpangan itu merupakan jalur kebawahnya PJKA. Ternyata bukan. Semakin jauh kaki melangkah kejalan itu, maka nampaknya semakin jauh saja kami dengan PJKA. Rupanya, jalan yang kami tempuh itu melewati Universitas Khatolik Phayarangan. Pokoknya, saya sama sekali tidak tahu apakah jalan itu dekat dengan PJKA atau ITB. Yang jelas, kami terus-terusan jalan menuju keatas. Ternyata jalan yang kami lalui merupakan jalan pendakian. Karena tidak menemukan PJKA di Jalur itu, maka kami kembali kebelakang. Lewat di jalan yang sama. Sudah cukup jauh kami melangkah rupanya. Akhirnya kami bertanya kepada sopir Becak kalau nda salah letak PJKA atau Kampus ITB dibagian mana. PJKA dia tidak tahu. Tetapi ITB dia katakan cukup jauh dibelakang sana. kata sopir becaj Sambil menunjukan jarinya. Kami memutuskan untuk pulang. Pulangnya, kami naik taksi. Sebelum kami naik, kami bertanya dimana letak PJKA. Dia juga nampaknya tidak tahu. Wallahu'alam apakah emang dia tidak tahu atau disengajakan tidak tahu. Kamipun naik taksi. Melewati jalur yang dilewati ketika naik angkot. Sesampai di persimpangan yang dekat dengan PJKA itu, saya tidak menyuruh sopir taxi untuk minggir. Karena saya mengira saat itu dia sudah mengetahui jalur yang cepat. Begitulah orang yang tidak tahu. Banyak meduga aja. sesampai di depan Kampus ITB, taxi mau berputar lagi keatas. Karena kami pikir si Sopir ini udah menempuh jalur yang salah dan dengan sengaja memperlambat laju mobilnya, maka kami langsung berhenti didepan Kampus. Setelah melihat tarif, ternyata cukup gede juga. Sekitar 11.700 rupiah kalau nda salah saat itu. Teman saya mengeluarkan uangnya dan memberikan uangnya sebanyak 10.000. Pak Sopir berkata kurang, tapi teman tidak menerima karena sudah diputar-putarkan sehingga argo taxi juga bertambah lama. Saya hanya mengucapkan terima kasih kepadanya.


Tersesat di Jakarta



Ini adalah sebuah kisah perjalanan hidup saya yang mungkin tidak menarik menurut sebagian orang. Tetapi saya anggap kisah saya ini adalah kisah yang cukup menarik dan bisa saya jadikan pelajaran tentang bagaimana peran dan pentingnya sebuah ilmu dalam melaksanakan dan menghadapi berbagai fenomena dan liku-liku kehidupan.
Kisah ini bermula ketika saya dan seorang teman pulang dari Bandung menuju Jakarta setelah mengikuti kegiatan disana. Sebelum saya melanjutkan kisah tersesat di Jakarta ini, maka saya akan sedikit menceritakanbagaimana bisa sampai kejakarta dan Bandung serta bagaimana kesananya.


Kira-kira akhir februari 2007, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti sebuah kegiatan ilmiah di Bandung. Saat itu, saya menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Fisika. Bersama dengan seorang teman, kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dan alhamdulillah, rupanya ada kemudahan dalam pengurusannya. Kami mendapatkan dana Transportasi keberangkatan dari fakultas dengan menggunakan pesawat. Mungkin karena kekuatan lobi, atau karena memang hak kami untuk mendapatkan dana itu, saya juga belum bisa pastikan. Biasanya, cerita dari senior-senior bahwa untuk mendapatkan dana seperti itu, sangat susah. Maka persiapan keberangkatan pun dimulai. Baik pembelian tiket, persiapan barang0barang yang dibawa serta hal-hal penting lain yang menjadi kebutuhan saat keberangkatan. Saya dengan teman ini, tidak ada yang memiliki pengalaman keluar kota seperti ini. Apalagi kedaerah Jawa. Mungkin dahulu, itu hanya sebatas mimpi. Ternyata, saat itu mimpi kami menjadi kenyataan. Alhamdulillah, kemudahan kami dapatkan dalam keberangkatan. Sampai dbandara Cingkareng, kami dijemput oleh saudara sepupu yang kuliah di Jakarta. Dan untuk penginapan selama dijakarta, kami menginap dirumah seorang Bibi yang juga menjadi tempat tinggal sepupu yang menjemput saya itu. Esok harinya, kami berangkat kebandung dengan menggunakan Bis. Mula-mula, kami menuju ke terminal Rambutan untuk mencari bis yang ke Bandung. Sekitar hampir setengah jam menunggu, akhirnya Bis pun berangkat menuju Bandung.
Perjalanan dari terminal Rambutan ke Bandung daat itu kurang lebih sekitar 3 jam. Di Bandung, Bis berhenti di Terminal Leuwi Panjang. Kota Bandung barusan di Injak. Saat itu sedang dilaksanakan Shalat Jum'at di mesjid terminal. Maka kami pun melaksanakan shalat jum'at bersama jama'ah yang lainnya. Tidak ada kenalan disana. Hanya sebelumnya kami dijanji akan dijemput oleh Panitia. Hampir 2 jam kami menunggu, Jemputanpun tiba. Kami segera menuju Kampus ITB untuk melakukan Registrasi. Oh ya terlupakan. Saat itu kami mengikuti LKIMFN yang merupakan rangkaian dari Nawaksara.
Beberapa hari di Bandung, saatnya pulang karena kegiatannya telah selesai. Saat itu, sebenarnya saya masih ingin menikmati kota Bandung. tetapi karena harus ada kepentingan lain yang harus diselesaikan, maka keinginan untuk bertahan itu dihilangkan. Hampir satu pekan, kami di Bandung. Pada hari kamis, kami berangkat menuju Jakarta. sekitar pukul 07 lewat, kami star dari Kampus ITB menuju Terminal dengan diantar oleh Panitia. Sampai di Terminal, kami mencari oleh-oleh yang akan dibawahkan untuk rekan-rekan. Sekitar pukul 09.00 atau lewat sedikit, mobil berjalan perlahan-lahan menuju Jakarta. Saat itu, tuuan akhir Bis adalah termianal Rambutan. Tanpa terasa, Kota Jakarta sudah masuk. Kemacetan lalu lintas sudah mulai nampak. Karena ada kemacetan-kemacetan seperti itu, maka perjalanan dari Bandung ke terminal Rambutan yang sebelumnya hanya sekitar 3 jam menjadi lebih kurang 4 jam.
Sampai diterminal Rambutan, saya mencari mobil yang menuju ke Lebak Bulus. Padahal, ada yang melewati alamat tempat nginap yaitu dengan menggunakan metro mini. Karena saat itu kontak dengan sepupu belum terbalas, maka kamipun bertanya kepada orang-orang di terminal rambutan tentang mobil mana yang menuju ke Lebak Bulus. Orang yang kemi tanya kemudian menunjukan kepada kami Bis yang harus kami tumpangi. sampai di terminal Lebak Bulus, saya tidak tahu dimana saya harus turun. Diterminal atau dimana. Saya nggak tahu. terus terang aja saya nggak tahu tentang daerah jakarta saat itu. Bahkan sampai saat inipun saya tidak tahu. Akhirnya, kami turun dipersimpangan. Saya nggak tahu dimana arah jalan-jalan tersebut. Yang cuman saya tahu ada salah satu jalan yang menuju ke Kampus UIN Jakarta. Kontak dengan saudara sepupu sudah terhubung. Dia kemudian menjelaskan kepada kami mobil yang harus kami tumpangi untuk menuju Kali deres. Kali deres itupun saya tidak tahu dibagian mana. Nomor mobil ditunjukan. Katanya sih saat itu bisa juga naik mikrolet. Tapi kami belum memutuskan harus naik mikrolet atau bis. Lapar menyerang. Kebetulan disamping jalan ada Warung makan. Maka kamipun makan terlebih dahulu sekalian melepaskan lelah. Saya berpikir, saat itu kami benar-benar tersesat. Tidak tahu arah dan tujuan Bis. Kekhawatiran saya saat itu, jangan sampai saya naik mobil di Jalur yang salah. sehingga kami akan benar-benar tersesat. Makanya saat itu, kami mencari informasi jalur-jalur yang harus dilewati.
Akhirnya, kami dapat kemudahan lagi. Alhamdulillah. Saudara sepupu datang menjemput dengan menggunakan motor. Sebelumnya dia tidak bisa keluar rumah karena hujan lebat terjadi diperumahan tempat tinggalnya. Ternyata alamat yang kami tuju adalah ITC Permata Hijau. Sesampainya didaerah itu, kamipun turun. Dan Alhamdulillah tidak tersesat lebih jauh. Tetapi, sebenarnya saya punya keyakinan bahwa saya akan bisa sampai ketujuan saya.
Dari kejadia itu, ada beberapa pelajaran yang terpikir dibenak saya untuk diperbaiki kedepannya jika ada dalam hal dan keadaan yang sama antara lain:
1. Harus memiliki alamat tempat tujuan yang jelas dengan nomor-nomornya.
2. Banyak bertanya kepada yang lebih tahu keadaan suatu daerah adalah hal yang mesti dilakukan juga agar ada contoh-contoh jalan atau cara yang harus dilakukan ketika melakukan perjalanan seperti itu.
3. Harus mengetahui Jalur-jalur kendaraan bermotor yang ditumpangi.
4. Orang yang tidak berilmu, dia akan kesusahan untuk mencapai tujuannya. Bisa jadi dia akan tersesat. Makanya berilmu sebelum berbuat dan beramal adalah hal yang harus dilakukan juga dalam menjalankan agama agar tidak menempuh jalan-jalan yang dapat menyesatkan.

Demikian sekelumit perjalana saya di Kota Metropolitan. Walaupun tidak banyak hal yang diketahui, paling tidak ada pelajaran yang dapat diambil.