11.07.2008

Kenyataan Pahit yang menyenangkan

Waw..... Nampaknya judul yang menarik. Kenyataan pahit yang menyenangkan. Apa benar kenyataan pahit itu menyenangkan??? Bukankah selalunya kenyataan pahit itu selalu menyesakkan dan menyimpan kesedihan??? Mungkin juga ada benarnya, dan kemungkinan akan ada salahnya juga ada. Tergantung cara pandang dan cara masing-masing individu menyikapinya. Untuk lebih jelasnya, mungkin ada baiknya jika artikel yang sangat sederhana ini di baca sampai habis. Mungkin ada sedikit pelajaran yang bisa di ambil.

Pahit, biasanya kata ini keluar manakala kira merasakan sesuatu yang pahit. Wujud dari rasa pahit itu sendiri saya juga tidak tahu bagaimana. Yang jelas, pahit itu menadakan sebuah rasa yang kurang enak. Dan orang yang merasakan pahit tentu dia akan mencari penyeimbang rasa, dengan mencari rasa manis agar kepahitan yang dirasakan menjadi hilang. Betulkah demikian??? Lalu bagaimanakah dengan pengalaman pahit yang biasa didapatkan oleh seseorang??? Apakah dia seperti rasa yang harus dinetralkan dengan sesuatu yang manis??? Lalu apakah penyeimbang pengalaman dan rasa pahit dari pengalaman seseorang???

Setiap orang mengalami dan merasakan liku-liku kehidupan ini masing-masing. Tidak ada campur tangan dari orang lain. Ketika seseorang tertimpa musibah, maka akan sangat jauh berbeda perasaan orang yang mendapatkan masalah itu dengan orang yang tidak merasakannya. Bisa saja seseorang mengatakan bahwa masalah itu adalah sesuatu yang wajar. Tapi belum tentu dihadapan orang lain sama juga cara pandang tentang masalah itu. JAdi tergantung orang yang melakoninya. Sama juga halnya ketika seseorang mendapatkan kebahagiaan. Mungkin orang itu merasa sangat senang dengan kebahagiaan yang dia dapatkan tetapi belum tentu, kesenangan dan kebahagiaan yang didapatkan itu dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan buat orang lain. Karena mungkin itu adalah hal yang biasa. Tetapi begitulah memang kehidupan ini. Dia memiliki dinamika. Memiliki liku-liku yang sulit ditebak kecuali oleh orang-orang yang cerdas. Cerdas dalam menanggapi cobaan dan liku-liku kehidupan ini serta bagaimana tanggapan mereka pula terhadap kebahagiaan yang menimpa mereka.

Oke..... Kembali ketopik. Pahit yang menyenangkan. Sebenarnya maknanya sederhana sekali. Tidak perlu pemahaman yang tinggi menurut saya. Kenapa demikian saya katakan??? Sebagai perbandingan untuk dijadikan contoh, lihatlah obat. Obat adalah sesuatu yang pahit. Terkadang orang tidak mau meminum obat karena rasanya yang pahit itu. Tetapi, ketahuilah bahwa obat itu walaupun rasanya pahit tetapi ia bisa menyembuhkan. Bandingkan pula dengan gula misalnya. Atau sesuatu yang manis lainnya. Ternyata, ketika yang manis itu dikonsumsi oleh orang yang terkena penyakit gula, maka akan menimbulkan efek yang tidak baik buat sipenderita itu. Okelah kalau kita anggap bahwa itu mungkin contoh yang kurang konkrit. Tetapi, haruslah diketahui bahwa orang yang banyak mengkonsumsi gula, maka dia akan kelebihan kadar gula. Tentu saja ini berbahaya. Biasanya, mereka yang terkena penyakit gula akan banyak mengkonsumsi makanan yang pahit rasanya. Sebagai penetral.
Maka sebagai kesimpulan adalah bahwa apapun kenyataan pahit yang menimpa anda dan kita semua itu merupakan sesuatu yang bisa berakhir pada hal yang menyenangkan. Tetapi, lagi-lagi kembali keorang yang menanggapi. Bagaimana??? Mudah-mudahan bisa memberi respon positif. Terima kasih atas lowongan waktunya untuk membaca tulisan yang sangat sederhana ini.




11.06.2008

Akhirnya, Selesai juga penuntun

Akhirnya, Alhamdulillah penuntun praktikum selesai dibuat dan mendapat persetujuan dari pembina mata kuliah. Padahal, saya sebelumnya ragu apakah bisa menyelesaikan amanah ini. Walaupun pembuatan penuntun ini merupakan sebagian kecil dari amanah sebagai kordinator asisten. Dengan selesainya pembuatan penuntun ini, bukan berarti tugas itu jadi berkurang. Justru semakin ada tambahan, karena praktikum akan segera dimulai. Senang juga sih, karena salah satu pintu untuk masuk ke praktikum sudah bisa dimasuki.
Hari ini, sekitar pukul 09.oo atau kurang sedikit saya pergi kekampus bertemu dengan dosen pembina mata kuliah elektronika untuk melakukan konsultasi apakah penuntun yang saya buat itu layak dipraktekkan atau tidak. Juga hari ini adalah jadwal asistensi praktikum. Sampai di UPT Pustik, kebetulan dosen elektronika adalah kepala Pustik saya segera memberikan penuntun yang saya buat kepada beliau untuk dikoreksi. Siapa tahu ada kekurangan. Setelah beberapa menit diperiksa, Bapak bertanya apakah ada uang yang diberikan kepada asisten sebagai Honor. Maka saya katakan ada. Kemudian bapak bertanya lagi apakah termasuk pembuatan penuntun ini??? Maka saya katakan kalau hal itu saya tidak tahu. Respon saya dengan pertanyaan itu sebenarnya adalah diberikan uang tambahan pembuatan penuntun atau tidak, tidak menjadi masalh buat saya. Yang justru menjadi masalah buat saya adalah jika saya tidak bisa menjalankan praktikum dengan baik. Praktikan dan Asisten puas dengan pengaturan yang saya buat. Pengaturan yang akan disepakati bersama. Itu saja. Saya tidak menginginkan dalam hal pelayanan ini ada ocehan-ocehan yang kurang bagus dari praktikan atau asisten. Juga saya tidak menginginkan ada perkataan-perkataan yang menyudutkan.

Sekitar pukul 09.20, saya menuju ke Lab. Lanjutan Fisika. Setelah itu, menuju keruangan foto kopi untuk memperbanyak penuntun. Kemudian pergi ke Lab Eksperimen tempat berlangsungnya Asistensi. Tidak lama kemudian, praktikan disuruh masuk ruangan karena asistensi akan segera dimulai.
Alhamdulillah, Asistensi juga berjalan dengan baik. Aturan-aturan disepakati. Format-format laporan juga disepakati. Dan langkah awal ini insya Allah tidak menimbulkan masalah.



Preman-Preman itu beraksi lagi

Tulisan ini merupakan kenyataan yang terjadi tadi malam. Dimana aktivitas preman yang saya saksikan berlangsung sampai di pagi hari. Kemudian terus berlanjut dengan aktivitas minum-minuman keras sampai di siang hari.

Ceritanya seperti ini:

Tadi malam, seperti biasa saya menjaga warnet. Aktivitas ini terus berlanjut sampai waktu menunjukan pukul 12.00 WITA atau lewat sedikit. Semestinya, jam seperti ini saya sudah tidur kalau berada di kamar. Tetapi karena saya ada di Warnet, maka saya belum tidur. Dan bagadangnya saya ini sebenarnya cukup beralasan. Dimana, saya harus menyelesaikan penuntun Praktikum Elektronika Dasar I yang telah lama tertunda. Maka sayapun mencoba menahan rasa ngantuk. Sambil berusaha mencari referensi untuk Landasan Teori Penuntun serta Prosedur Percobaan. Karena ada rasa kangen sama teman, maka saya menghubunginya untuk kembali berbagi cerita sampai waktu hampir mendekati pukul 01 Wita. Karena saya ahrus mengejar agar penuntun itu harus selesai dan sudah bisa di perbanyak esok paginya, maka saya menghentikan cerita-cerita sama teman dan melanjutkan tugas membuat penuntun.

Sekitar pukul 3, penuntun itu selesai di buat dan telah selesai di print. Niatan saya adalah tidur di Pondok Masjid (tempat tinggal Ikhwah pengurus Mesjid) sebagaimana yang biasa saya lakukan. Sayapun membuka pintu setelah lampu saya matikan. Sebelum pintu terbuka lebar, saya mendengar ada suara banyak orang di luar. Sayapun ngintip dikaca jendela. Ternyata preman-preman itu lagi mulai lagi beraksi. Mereka sedang menahan sebuah taksi yang lewat. Saya juga tidak tahu apa yang mereka perbuat kepada sopir taksi. Sebagian dari mereka sedang menutup pintu pagar kampus. Juga ada salah seorang dari mereka yang memegang parang yang cukup panjang. Entahlah. Saya juga tidak tahu apa yang mereka inginkan. Karena saya tidak ingin di sibukkan dengan melihat aktifitas mereka, dan juga mata yang mengantuk, maka sayapun tidur di warnet. Mengurungkan niat untuk tidur di Pondok. Khawatir aja, jangan sampai ditahan diluar dan di panggil untuk minum bersama mereka. Beberapa menit kemudian, saya kembali melihat mereka membawa dan memegang botol minuman keras. Beberapa orang juga datang sehingga jumlah mereka semakin banyak. Udah... Saya tidak mau terganggu oleh mereka. Mata sudah tidak mau lagi kompromi. Ngantuk. Maka saya pun tidur.
Sekitar pukul 04, saya kembali terbangun oleh teriakan para preman itu. Maka saya kembali menengok lewat jendela. Saya melihat apa yang mereka lakukan. mereka sedang duduk bersila sambil meminum-minuman keras. Heran juga ya...... Apa sih yang mereka inginkan. Apa ya yang mereka rasakan ketika mereka beraksi seperti itu. Apakah mereka ingin di puji??? Lantas siapa yang akan memuji mereka??? Apakah mereka ingin tenar??? Siapa pula yang akan membuat mereka tenar. Mata yang masih mengantuk kembali terdorong untuk tidur.
Bangun pagi, saya terlambat bangun. Ketika keluar warnet, saya melihat sebagian dari mereka sedang minum di bawah pohon, sambil duduk diatas fondasi pagar kampus. Sebagian lagi dari mereka rupanya menahan kendaraan yang lewat kemudian memajaknya. Dan saya hanya bisa menyaksikan dari jauh ketika sopir angkot yang baru saja keluar untuk mencari rejeki dipajak oleh mereka. Kejadian itu terus berlangsung sampai waktu menunjukan hampir pukul 7. Sebelumnya, salah seorang teman sempat menghubungi pihak kepolisian bahwa disekitar gerbang dua Kampus Baru sedang terjadi pemalakan terhadap kendaraan yang lewat. Ada apa dengan kejadian ini??? Mengapa persoalan premanisme ini tidak bisa dihapuskan oleh mereka yang punya kewenangan untuk menanganinya??? Apa memang tidak bisa di tanggulangi??? Begitu banyak penyakit-penyakit masyarakat yang harus diberantas, namun tidak ada realisasi dari pemberantasan itu.
Pemberantasan itu hanyalah sebatas konsep yang nampaknya sebagian orang menganggapnya sesuatu yang basi. Kita sudah cukup bosan dengan janji-janji yang telah dikemukakan oleh pihak-pihak yang punya kewenangan. Kita butuh realisasi. Pemberantasan terhadap penyakit-penyakit sosial harus segera ditanggulangi. Maka sebagai bentuk keprithatinan terhadap kondisi ini, saya akan sedikit memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak yang punya kewenangan sebagai pengambil kebijakan.
Adapun saran-saran saya adalah sebagai berikut:
1. Mestinya, pengambil kebijakan dengan cepat mengambil respon terhadap keluhan-keluhan masyarakat. Diantara keresahan masyarakat adalah tindakan premanisme. Oleh karena itu, premanisme ini harus secepatnya diberantas agar tidak menjadi penyakit yang semakin parah dimasyarakat.
2. Ketegasan dari pihak kepolisian untuk menanggulangi penyakit masyarakat yang satu ini. Sebagian dari masyarakat termasuk juga saya justru menduga bahwa kemungkinan ada kerjasama antara pihak kepolisian dengan para preman ini. Polisi memiliki kekuatan hukum untuk menghentikan premanisme. Tapi sampai sekarang premanisme masih terus berlanjt. Dan itu dimana-mana.
3. Harus ada keterlibatan dari pihak tokoh masyarakat, pemuda dan karang taruna serta pemerintah dalam perbaikan moral anak bangsa. Peran orang tua sangat besar dalam pembinaan karakter sang anak.
4. Hendaknya ada penambahan beban studi pendidikan agama dan pendidikan moral kepada sekolah-sekolah serta perguruan tinggi.
5. Harus ada kesadaran penuh dari pihak pemuda, sebagai generasi muda penerus bangsa untuk bangkit, merubah paradigma berpikir, dari sifat-sifat yang merugikan orang lain menjadi sifat-sifat yang memberikan manfaat kepada orang lain.

Demikian mungkin masukan dari saya. Semoga kita semua jauh dari sifat-sifat yang merugikan orang lain.


11.05.2008

Dinamika 5 November '08

Hari ini adalah hari yang indah, hari yang penuh dinamika. Hari dimana kesabaran saya diuji. Hari dimana saya harus berhadapan dengan hal-hal yang disatu sisi cukup menyenangkan, tapi disisi lain cukup membuat hati sedikit emosi dan harus berusaha memendam gejolak hati untuk marah. Harus menahan gejolak hati untuk mengeluarkan kata-kata yang dapat membuat orang tersinggung. Ada beberapa hal yang terlewati hari ini, yang cukup menyenangkan.

Yang pertama adalah bahwa saya ada sedikit semangat untuk kembali melanjtkan hal urgen yang sempat tidak terpikirkan. Hal yang saya maksudkan adalah Tugas Akhir. Saya kembali bersemangat untuk melakukan konsultasi judul kepada calon pembimbing. Walaupun saya tidak berhasil bertemu karana beliau sedang ada agenda lain yang nampaknya tidak bisa diganggu.
Hal lain yang menyenangkan adalah bahwa saya dapat informasi kalau keinginan saya untuk mendapatkan apa yang saya inginkan disetujui. Tetapi masih butuh waktu yang cukup lama untuk mendapatkannya. Dan mesti harus bersabar.

Lalu apa yang menyenangkan???
Diantara hal yang tidak menyenangkan adalah bahwa saya harus banyak mengabaikan tugas-tugas dan hal-hal penting yang harus saya lakukan akibat harus menjaga warnet sampai berjam-jam. Terkadang dari pagi sampai sore, atau dari siang sampai malam. Sehingga waktu luang untuk mengerjakan hal-hal penting itu menjadi kurang. Yang paling tidak menyenagkan lagi, bahwa saya sudah tidak mengikuti beberapa ta'lim yang diadakan dimasjid2 dekat saya. Dalam satu pekan, mestinya ta'lim itu sebanyak 4 - 5 kali, saat ini saya tidak bisa mengikuti karena saya harus menjaga warnet sampai berjam-jam. Ada teman, tapi dia memang untuk menemani saja bebrapa saat sampai operator asli pulang. Tentu saja, saya tidak bisa menghalangi dia untuk mengikuti ta'lim. Bagaimana tanggapam pembaca???

Hal lain adalah bahwa saya harus ujian esok hari. Tugas belum dibuat. Rutinitas di warnet yang jadwalnya tidak teratur menyebabkan banyak hal yang terabaikan memang. Akibat mata yang sudah sedikit loyo, sehingga mata ini seolah-olah tidak bisa lagi untuk belajar. Tidak bisa lagi melanjutkan aktivitas belajar. Tapi diusakan untuk belajar. Ternyata, tiba dikamar saya tidak mendapatkan buku saya itu. Saya nggak tahu apakah ada yang memindahkan buku saya itu. Tapi nampaknya mungkin memang kelupaan dan kekhilafan saya sehingga nggak tahu dimana simpannya. Ternyata, buku itu tersimpan didalam lemari.
Dilain pihak, saya dihadapkan dengan tugas sebagai koordinator asisten. Saya harus buat dan mengurus agar praktikum berjalan dengan baik. Tanpa ada hambatan sedikitpun. Tetapi, karena jarangnya masuk kampus, sehingga sampai saat ini urusan itu belum beres. Saya harus membuat tambahan praktikum.
Tugas lain yang juga terabaikan adalah privat. Sudah beberapa malam saya tidak masuk.
Lalu bagaimana solusinya???
Saya butuh masukan dan sarandari pembaca sekalian. Terima kasih atas masukannya.