Apa sebenarnya yang ingin saya ceritakan dengan berakhirnya KKP ini. Memang sih nampaknya dalam aktifitas KKP tidak ada hal penting dan pelajaran yang baik yang dapat diceritakan. Paling itu hanya untuk saya yang merasakan langsung. Tetapi ada satu hal yang mungkin bagus dan penting untuk diceritakan. Walaupun tidak terlalu seru juga sih. Yang jelas insya Allah ada hikmah dan pelajaran.
Seperti biasa, saya masuk ke kantor (Tempat KKP) sekitar pukul setengah 9. Dan tiba di kantor sudah sekitar pukul 9. Dan seperti biasa, sayapun mencari teman-teman yang laki-laki. Dan tujuan utama adalah Aula dimana biasa pegawai kantor bermain bulu tangkis (jadwal memang nampaknya). Ternyata mereka tidak ada. Maka sayapun mencari mereka diruangan Kasubag. Sebelum saya sampai didalam ruangan, saya sudah dipanggil oleh Kasubag untuk masuk kedalam ruangan. Ternyata mereka tidak ada. Yang ada adalah teman2 wanita yang masih asyik main piano (mungkin orjen). Pak Kasubagpun bertanya tentang teman yang laki-laki. saya katakan bahwa saya juga tidak mengetahuinya. Sambil membaca koran, saya menanti kedatangan teman-teman sementara yang wanita sedang menseting dan memilih lagu yang akan mereka nyanyikan. Saya sangat tidak nyaman dengan keadaan itu. Karena terus terang saya sangat anti dengan yang namanya musik. Pusing kepala ketika saya mendengarnya. Maka sayapun keluar ruangan. Saya menhubungi salah seorang teman yang kebetulan belum datang. Rupanya HPx tidak aktif. Sayapun gelisah. Kapan perpisahannya. (ada yang terlupakan, katanya memang hari ini (-jum'at red-) ada pespisahan peserta KKP). Bolak-balik mencari teman ngobrol, saya tidak dapatkan. Akhirnya saya putuskan untuk menonton orang yang main bola. Tetapi algi-lagi saya tidak nyaman. saya kembali ketempat mangkal. Kembali saya menghubungi teman kenapa mereka tidak masuk kantor. Rupanya HPx aktif. Saya tanyakan kenapa mereka tidak masuk kantor. Waw.... ternyata jadwal perpisahannya setelah selesai shalat jum'at. alias jam kantor kedua.
Setelah selesai bercerita dengan teman itu, saya berniat mengunjungi KaSubag. Untuk menanyakan kejelasannya. Mau masuk diruangannya, tapi saya urungkan karena musiknya semakin ribut. Maka saya duduk saja diluar ruangan sambil otak-atik apa yang bisa diotak-atik di HP. Tidak lama kemudian, pak Kasubag keluar ruangan. Saya menyambutnya dengan mengajukan pertanyaan terkait dengan perpisahan. Betul. Dia mengatakan bahwa perpisahan akan dilaksanakan pada waktu setelah shalat jum'at. Dia kemudian memerintahkan kepada saya sekaligus menanyakan bagaimana model kegiatannya. Saya katakan bahwa saya juga kurang tahu dan kurang pengalaman untuk membuat dan mengatur kegiatan perpisahan seerti itu. Dia kembali menanyakan mau yang fofmal atau yang simple2 aja. Saya katakan kalau begitu yang simple aja. Dan saya pun menjelaskan bagaimana format acaranya.
Setelah selesai cerita dengan Kasubag, saya keluar untuk masuk kewarnet yang ada disekitar kantor. Mau isi waktu saja. Karena saat itu pikiran saya adalah tidak pulang dikamar karena menunggu waktu perpisahan.
Waktu terus berjalan, dengan aktifitas yang tidak mesti diceritakan di sini. Sekitar pukul 10.30 saya berpikir banyak. Karena waktu diskusi pak Kasubag mewajibkan untuk menyanyi kepada peserta KKP minimal 2 lagu. Kalau saya ikut, maka saya pasti akan dihadapkan pada fenomena yang saya tidak suka. Jikalau saya tidak masuk, bagaimana perasaan orang-orang kantor dimana perpisahan saya tidak ikut. Bingung juga tentunya. Sayapun memutuskan untuk pulang. Tiba dikampus sekitar pukul 11.00. Saat itu, saya masih terus berpikir apakah saya akan ikut acara itu atau tidak. Tujuan kaki melangkah adalah Warnet. Jaga Warnet lagi. Sambil menjaga warnet, pikiran itu terus mengganggu. Apakah saya harus ikut atau tidak.
Setelah selesai shalat jum'at, saya konsultasi dan cerita sama teman-teman apakah saya harus ikut acara itu atau tidak. Tidak ada yang memberikan kepastian apakah saya harus ikut atau tidak. Berarti, keputusan ada ditangan saya. Maka sekitar pukul 13.30 an saya pulang dikamar. Saat itu, saya sudah simpulkan bahwa saya tidak akan ikut acara itu. Saya tidak ingin terjerumus kepada hal- yang saya benci dan tidak suka walaupun kemungkinan ada perasaan kecewa dari pihak kantor. Saya berkesimpulan bahwa dalam hal ketaatan dan menghindari maksiat, saya harus rela mengorbankan perasaan. Perasaan ini kemudian tidak boleh saya ikutkan kepada hal yang tidak disukai oleh Allah. Makanya saya tetapkan untuk tidak mengikuti. Saya sudah menduga bahwa saya pasti akan dihubungi. Ingin saya tidak aktifkan HP agar saya tidak ditanya. tetapi saya harus perjelas kepada mereka bahwa saya tidak akan ikut. Kebetulan, pas ada yang menghubungi hujan turun dengan cukup deras. Maka hujan menjadi alasan untuk tidak ikut. Setelah selesai dihubungi, saya tidur sian.
Esok harinya saya ketahui, kalau dalam acara perpisahan itu, mereka bernyanyi dan berjoget. Alhamdulillah saya selamat dari hal-hal yang saya tidak inginkan.